BERITA DIY - Setelah menghina Nabi Muhammad SAW, kini Perancis mulai mengusik ketenangan Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan.
Kejadian ini bermula saat seorang guru di Perancis dibunuh lantaran mempertontonkan karikatur Nabi Muhammad SAW.
Presiden Perancis, Emmanuel Macron kemudian mengeluarkan pernyataan keras atas respon umat muslim yang berlebihan tersebut.
Baca Juga: Paul Pogba Disebut Pensiun dari Timnas Perancis Usai Presiden Macron Hina Agamanya, Benarkah?
Macron mengungkapkan, karikatur Nabi Muhammad SAW yang digambar di Tabloid Chalie Hebdo tersebut merupakan bentuk ekspresi kebebasan berpendapat.
Baca Juga: 2 Hari Lagi Tutup! Login www.prakerja.go.id Daftar Pelatihan Kartu Prakerja bagi Gelombang 10
Baca Juga: Keutamaan Membaca Sholawat Nabi Muhammad SAW dan Bacaannya dalam Arab, Latin, dan Bahasa Indonesia
Sikap Macron ini tentu saja mendapatkankan kecaman dari umat muslim di seluruh dunia.
Sejumlah Asosiasi dagang Arab bahkan hingga berani memboikot produk-produk Perancis.
Baca Juga: Asosiasi Dagang Arab Boikot Produk Perancis Akibat Pernyataan Keras Presiden Macron terhadap Islam
Tidak hanya itu, sejumlah unjuk rasa besar juga terjadi di sejumlah negara yang mayoritas muslim.
"Prancis jatuh, itu menghina Nabi kami," teriak pengunjuk rasa di ibu kota Somalia, Mogadishu sebagaimana dilansir Berita DIY dari Reuters, Kamis 29 Oktober 2020.
Tidak hanya itu, Presiden Turki, Erdogan juga mengecam keras penyataan Macron.
Baca Juga: Cara Daftar Online Bantuan UMKM dari Facebook, Siapkan Syarat Ini agar Dapat Rp 31 Juta
Dalam pidatonya di depan parlemen Partai AK, Erdogan dengan lantang menegaskan Perancis sedang menggali kebuntuan yang panjang.
Tidak habis sampai di sini, Perancis tidak gentar atas kecaman Turki.
Baca Juga: Kabar Terbaru Jadwal BLT Subsidi Gaji BPJS Gelombang 2 Rp1,2 Juta Cair ke Karyawan, Ini Kata Menaker
Baca Juga: Paul Pogba Disebut Pensiun dari Timnas Perancis Usai Presiden Macron Hina Agamanya, Benarkah?
Majalah Charlie Hebdo justru menerbitkan kartun di sampulnya yang menunjukkan Erdogan duduk dengan kaos putih dan celana dalam, memegang minuman kaleng dan mengangkat rok seorang wanita yang mengenakan jilbab Islam untuk memperlihatkan pantat telanjangnya.
Atas balasan tersebut, Pejabat Turki mengatakan Ankara akan mengambil langkah hukum dan diplomatik untuk menanggapi karikatur tersebut, menyebutnya sebagai "upaya menjijikkan" untuk "menyebarkan rasisme budaya dan kebencian".***