Suatu hari, Yuni dilamar oleh seorang pría yang tidak dikenali dan menolak lamaran tersebut. Ia menjadi bahan pembicaraan orang-orang disekitarnya karena hal itu dianggap hal tidak baik bagi seorang wanita.
Pada lamaran kedua, Ia juga menolaknya. Mitos sosial budaya masyarakat daerah tempat tinggalnya terus menghantuinya dimana jika seorang perempuan menolak dua kali lamaran, dia tidak akan pernah menikah selama-lamanya.
Yuni menghadapi semua tekanan yang terjadi dalam hidupnya yang membuat Yuni harus berhadapan dergan Yoga (Kevin Ardilova), teman semasa kecilnya yang pemalu serta Pak Damar (Dimas Aditya), guru sastra favoritnya di sekolah masa dulu.
Konflik yang dihadapi Yuni sangat erat dengan mitos masyarakat desa di Indonesia yang masih sarat dengan nilai. Sementara itu, mimpi besar Yuni adalah awal mula konflik menegangkan dan berkesan dimulai dalam hidupnya.
Dalam pidato kemenangannya, Kamila Andini menyampaikan pesan mengenai suara para perempuan di Indonesia dan dunia yang sering terabaikan serta menunjukkan penghargaan bagi para wanita pejuang kemerdekaan diri.
"Rasanya tak percaya. Saya tak dapat percaya ini. Tetapi saya melihat ini sebagai sebuah harapan. Ini adalah untuk suara perempuan Indonesia yang tak terdengar. Dan ini adalah untuk setiap perempuan yang ada di dunia yang telah berjuang selama bertahun-tahun dalam pencarian akan kemerdekaan diri," kata Kamila Andini yang ditulis dalam akun instagram produser Ifa Isfansyah @ifa_isfansyah.
Lebih lanjut, Kamila Andini menyampaikan terima kasih pada semua kru, pemain, produser, rekan kerja, dan semua yang telah berdiri bersamanya dalam proses penggarapan film Yuni yang telah direncanakan sejak lama.***