26 Oktober 2021 Memperingati Hari Apa? Ini Kronologi Letusan Gunung Merapi 2010 dan Meninggalnya Mbah Maridjan

- 25 Oktober 2021, 17:45 WIB
Simak kronologi letusan gunung Merapi 2010 dan meninggalnya Mbah Maridjan yang diperingati tanggal 26 Oktober 2021.
Simak kronologi letusan gunung Merapi 2010 dan meninggalnya Mbah Maridjan yang diperingati tanggal 26 Oktober 2021. /Tangkapan layar: Instagram.com/@bpptkg

BERITA DIY - Simak penjelasan tanggal 26 Oktober 2021 memperingati peristiwa letusan gunung Merapi pada tahun 2010 dan meninggalnya juru kunci Mbah Maridjan.

Publik tentunya masih mengingat letusan hebat gunung Merapi yang terjadi pada hari Selasa 26 Oktober 2010 lalu, utamanya bagi masyarakat di D.I. Yogyakarta dan sebagian kecil Provinsi Jawa Tengah.

Ada momen yang menjadi perhatian publik pada letusan Merapi ketika itu. Mbah Maridjan yang merupakan tokoh spiritual sekaligus juru kunci gunung meninggal dunia di rumahnya.

Baca Juga: 20 Oktober 2021 Memperingati Hari Apa? Ada Hari Osteoporosis Sedunia dan Libur Maulid Nabi Muhammad SAW

Gunung Merapi merupakan salah satu gunungapi aktif di Indonesia maupun di dunia. Dari sekian letusan, tak jarang menyebabkan korban jiwa serta kerusakan harta dan benda milik masyarakat di sekitarnya.  

Gunung dengan ketinggian 2.969 mdpl itu masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Sleman di Provinsi D.I. Yogyakarta dan Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Klaten di Provinsi Jawa Tengah.

Sejak zaman dahulu, tepatnya pada tahun 1766, ada lebih dari 80 catatan letusan yang ditimbulkan oleh Merapi. Erupsi kecil terjadi dalam beberapa tahun sekali, namun letusan besar seringkali muncul dalam periode 1 abad atau 100 tahun.

Baca Juga: 18 Oktober 2021 Memperingati Hari Apa? Ada Hari Perpustakaan Sekolah Internasional, Simak Sejarahnya di Sini

Mengenai letusan besar terakhir yang terjadi pada tahun 2010, BPPTKG Yogyakarta mulai menaikan status gunungapi menjadi "Waspada" sejak 20 September 2010.

Karena aktivitas kegunungapian yang terus meningkat, BPPTKG kembali meningkatkan status menjadi "Siaga" pada 21 Oktober 2010.

Pagi hari tanggal 25 Oktober 2010 kegempaan gunungapi terus mengalami peningkatan, sehingga membuat BPPTKG memberi rekomendasi status gunung menjadi "Awas" yang merupakan tingkat paling tinggi dalam status kegunungapian.

Baca Juga: 16 Oktober 2021 Memperingati Hari Apa? Ada Hari Pangan Sedunia, Simak Sejarah dan Tema Peringatannya

Berdasarkan catatan, erupsi pertama terekam pada tanggal 26 Oktober 2021 sekitar pukul 17.02 WIB yang menyebabkan tiga letusan.

Muntahan material vulkanik gunungapi setinggi 1,5 kilometer pun tak terhindarkan. Terlebih, Merapi mengeluarkan awan panas atau dikenal dengan masyarakat lokal sebagai "wedhus gembel" yang menjadi ciri khas muntahan Merapi.

Sejak tanggal tersebut, Merapi mengeluarkan muntahan gunungapi yang tak teratur. Pada malam hari tanggal 28 Oktober 2010, lava pijar muncul dari dalam tubuh gunung.

Baca Juga: 15 Oktober 2021 Memperingati Apa? Ada Hari Hak Asasi Hewan Sedunia, Siapa dan Di Manakah Dideklarasikan?

Berdasarkan data BNPB, hampir 400 orang meninggal dunia akibat dari bencana letusan Merapi. Karena lereng Merapi dihuni oleh permukiman padat, kerugian kira-kira mencapai Rp3,56 triliyun. 

Satu korban erupsi Merapi tahun 2010 yang paling dikenang adalah Mbah Maridjan yang merupakan juru kunci gunung. Sosoknya yang sering muncul di layar kaca membuat ia tak hanya dikenal oleh warga Yogyakarta.

Pengabdian Mbah Maridjan sebagai pemimpin informal di masyarakat ditunjuk oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Dia sebelumnya menjabat sebagai wakil juru kunci sejak tahun 1970. Kemudian baru pada tahun 1982, pria yang lahir tahun 1927 itu menjadi juru kunci utama.

Baca Juga: Tanggal 12 Oktober 2021 Memperingati Hari Apa? Simak Hari Museum Nasional Beserta Sejarahnya

Sebagai pemimpin spiritual, banyak masyarakat yang menunggu komando dari Mbah Maridjan ketika merapi mengalami peningkatan aktivitas. Namun, pendapatnya bersebrangan dengan pemerintah pada tahun 2010.

Pemerintah telah memberikan mandat evakuasi, namun Mbah Maridjan enggan turun dan bertahan di rumahnya yang terletak di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Sleman, D.I. Yogyakarta.

Dia tak bisa pergi karena dia merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga lereng Merapi. Ada 13 orang yang membujuknya untuk turun.

Baca Juga: Tanggal 4 Oktober 2021 Memperingati Hari Apa? Simak Sejarah Hari Satwa Sedunia

Namun semuanya meninggal dunia akibat hantaman awan panas. Jenazah Mbah Maridjan ditemukan dalam posisi sujud dan diperkirakan tewas seketika oleh awan panas bersuhu 1.000 derajat Celcius.

Saat ini kawasan terdampak letusan Merapi 2010 dijadikan tempat wisata. Bahkan, rumah Mbah Maridjan pun menjadi destinasi yang sayang untuk dilewatkan jika ingin menilik sejarah letusan dan mengenang sosoknya yang penuh dengan pengabdian.

Adapun status Merapi saat ini juga telah mengalami peningkatan beberapa tahun terakhir dan menimbulkan letusan efusif. BPPTKG mengeluarkan status gunung "Siaga" hingga sekarang.

Demikianlah kronologi letusan gunung Merapi dan meninggalnya Mbah Maridjan yang terjadi pada tanggal 26 Oktober 2010.***

Editor: Inayah Bastin Al Hakim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x