15 Baju Adat Jawa yang Ada di Yogyakarta, Digunakan Saat Acara Apa? Ini Penjelasan Lengkapnya

- 8 Agustus 2023, 17:02 WIB
Daftar 15 baju adat Jawa yang ada di Yogyakarta lengkap dengan penjelasan digunakan saat acara apa. Ketahui agar tidak salah pakai.
Daftar 15 baju adat Jawa yang ada di Yogyakarta lengkap dengan penjelasan digunakan saat acara apa. Ketahui agar tidak salah pakai. /Tangkap layar YouTube.com/Blangkon Jogja dan Surjan

BERITA DIY - Kenali 15 baju adat Jawa yang ada di Yogyakarta lengkap dengan penjelasan digunakan saat acara apa dalam ulasan ini.

Jenis-jenis baju adat Jawa sedang banyak dicari. Ketahui setiap daerah memiliki baju adat Jawa yang berbeda.

Namun kali ini yang akan dibahas adalah baju adat Jawa di Yogyakarta yang setidaknya ada 15 jenis.

Mengutip laman Dinas Kebudayaan DI Yogyakarta, 15 baju adat Jawa yang ada di Yogyakarta terbagi menjadi tiga kelompok.

Baca Juga: Makna Ngunduh Mantu Adalah Apa di Adat Jawa, Masuk Rangkaian Acara Pernikahan Kaesang Erina Gudono

Baju adat Jawa di Yogyakarta terdiri dari pakaian pernikahan (manten), pakaian upacara adat dan pakaian sehari-hari.

Berikut adalah detail 15 baju adat Jawa yang ada di Yogyakarta lengkap dengan penjelasan digunakan saat acara apa.

Baju adat Jawa untuk pakaian sehari-hari

1. Baju lurik pria. Baju ini dilengapi kain batik bermotif kawung, ikat pinggang, blangkon, dan selop.

2. Baju surjan pria. Baju adat surjantakwa dilenglapi kain batik, ikat pinggang, blangkon dan selop.

3. Kebaya wanita. Kebaya baju adat Jawa di Yogyakarta dipadukan dengan kain batik, ikat pinggang, selendang, dan selop.

Baca Juga: Tedak Siten Adalah Apa? Tradisi Masyarakat yang Berasal dari Mana, dan Acara Adat Dilakukan Usia Berapa

Baju adat Jawa untuk pakaian upacara adat

4. Sabukwala wanita. Baju adat ini dipakai saat upacara tetesan yang terdiri dari kain cindhe, sabuk (lonthong), ikat pinggang (kamus bludiran), dan slepe. Adapun perhiasan yang dipakai yaitu gelang kana, subang, kalung susun.

5. Busana Pinjung Wanita. Baju ini dipakai saat upacara Tarapan atau upacara haid pertama, terdiri dari kain cindhe, sabuk (lonthong), ikat pinggang (kamus bludiran), slepe, dan selendang tritik. Perhiasan yang dipakai yaitu gelang kana, kalung, dan giwang. 

6. Busana Samekan Wanita. Baju adat ini dipakai putri Kraton yang merupakan kain yang dibentuk segitiga untuk penutup dada, ubed-ubed, ikat pinggang (kamus bludiran). Perhiasan yang dipakai: kalung, gelang, dan subang.

7. Busana Putera Pria. Baju ini dipakai saat menhadiri acara adat, terdiri dari baju surjan, kain batik dan blangkon. Perhiasan yang dipakai keris, bros, dan rantai karset.

8. Busana Tirakatan/Tuguran Pria. Baju ini dipakia saat upacara tirakatan yang terdiri dari baju sikepan, kendhit, kain batik motif parang barong, kamus-timang, kuluk polos dan keris branggah.

Baca Juga: Mengenal Baju Adat Dolomani dari Buton, Sulawesi Tenggara yang Dipakai Presiden Jokowi di Upacara HUT RI 77

9. Busana Pranakan/Takwa Pria. Baju adat Jawa ini dipakai pada upacara majang tarub di Kraton, terdiri dari baju surjan, kain batik dan blangkon.

10. Busana Basahan Wanita. Baju adat ini dikenakan dalam upacara siraman, yang terdiri dari kain batik yang dipakai untuk menutupi tubuh sebatas dada, stagen dan kemben.

Baju adat Jawa untuk pakaian pengantina

11. Kasatrian

Pria: =                                                                                                                                                       selop polos, kain batik non prada bermotif sidoasih, sidoluhur, sidomukti, parangkusuma, semen rama, truntum, atau udan riris, sabuk (lontong), ikat pinggang (kamus) dan timang kreteb (pengencang kamus), keris, surjan sutera dengan motif bunga kembang batu; atau polos, blangkon dengan sintingan atau sayap dua buah dan di di tengah bagian mukanya.

Perhiasan yang dipakai: karset, bros, rantai, oncen (reroncen) bunga melati, dan kolang keris.

Wanita: selop polos, kain batik non prada bermotif sidomukti, sidoasih, semen rama, udan riris, parangkusuma atau nitik (sama dengan pengantin pria), kebaya pendek bahan sutra berwarna biru tua, hijau tua, merah tua atau hitam (sama dengan pengantin pria), baju tanpa kuthu baru (penutup dada), dan aksesoris bros bunga mekar 3 buah.

Perhiasan yang dipakai: giwang, kalung, gelang, cincin. Pakaian yang dipakai oleh putra-putri sultan pada waktu perjamuan ramah tamah dengan para tamu atau kerabat. Dalam perkembangan selanjutnya, dipakai dalam upacara midododareni dan upacara panggih.

Baca Juga: 7 Pakaian Adat Baju Daerah dari Berbagai Provinsi yang Pernah Dipakai Joko Widodo dalam Acara Kenegaraan

12. Kasatrian Ageng

Pria: selop polos, kain batik prada bermotif sidoasih, sidoluhur, sidomukti, parangkusuma, semen rama, truntum, atau udan riris. Sabuk (lonthong), ikat pinggang (kamus) dan timang kreteb (pengencang kamus), surjan sutra bermotif daun atau bunga, keris, kuluk kanigara berwarna hitam.

Perhiasan yang dipakai : karset, bros, rantai, oncen (reroncen), kolang keris.

Wanita: selop polos atau bersulam motif flora, kain batik prada bermotif sidomukti, sidoasih, semen rama, udan riris, parangkusuma atau nitik (sama dengan pengantin pria), kebaya panjang sutra, baju tanpa kuthu baru, dan aksesoris bros 3 buah.

Perhiasan yang dipakai: giwang, kalung, gelang, dan cincin. Pakaian corak Kesatrian Ageng awalnya dikenakan pada perjamuan tertentu, misalnya upacara malam selikuran, tetapi berkembang kemudian dipakai sebagai pakaian pengantin.

13. Yogya Putri

Pria: selop dengan bordir, kain batik prada dengan motif sidomukti, sidoluhur, sidoasih, parangkusuma, atau semen rama, sabuk (lonthong), ikat pinggang bordir (kamus bludiran), timang kreteb, bara, kuluk kanigara, dan keris dengan rangkaian bunga sritaman.

Perhiasan yang dipakai: karset, bros, cincin, dan rantai jam.

Baca Juga: Sejarah Peringatan Hari Masyarakat Adat Sedunia 9 Agustus 2022: Lengkap Tujuan dan Alasan Kenapa Dirayakan

Wanita: selop dengan hiasan mote, kain batik tulis prada bermotif sidoasih, sidomukti, semen rama, udan riris, parangkusuma, atau nitik (sama dengan pengantin pria), kebaya blenggen (baju panjang bersulam emas ditepinya) berwarna merah, biru tua, atau hijau tua. Aksesoris bros 3 buah.

Perhiasan yang dipakai: kalung, gelang dan cincin. Pakaian Yogya Putri disebut juga Busana Agustusan, yang dipakai putra-putri Sultan pada waktu menghadap Gubernur pada bulan Agustus. Selanjutnya pakaian ini digunakan untuk busana pengantin.

14. Paes Ageng Jangan Menir

Pria: selop bludiran, kain cindhe kembaran, baju blenggen berwarna biru tua, hijau tua atau hitam dan bukan berwarna merah, ikat pinggang panjang, ikat pinggang bordir (kamus bludiran), timang kreteb, kuluk kanigara dan keris branggah. Aksesoris bros 3 buah.

Perhiasan yang dipakai: oncen bunga sritaman, karset, kelat bahu bermotif ular naga, gelang kana, rantai, cincin, kalung susun tiga dan buntal (untaian daun pandan, pisang muda, bunga kamboja dan putronenggala).

Wanita: selop bludiran sesuai dengan warna pakaian, baju blenggen beludru panjang berwarna gelap (hijau tua, biru tua, hitam atau merah), kain cindhe sebagai kemben dan kain biasa yang senada, baju blenggen tanpa kuthu baru, udhet dan kain cindhe, buntal dan slepe (cathok).

Perhiasan yang dipakai: sengkang royok, gelang kana, kalung bersusun tiga (sangsangan), kelat bahu bermotif ular naga dan cincin. Pakaian Paes Ageng Jangan Menir awalnya merupakan busana yang dipakai untuk acara boyong atau upacara dari kraton ke kediaman pengantin pria. Pada perkembangannya kemudian dipakai untuk acara panggih.

Baca Juga: Profil Provinsi Jawa Barat: Ibu Kota, Bahasa, Ada Berapa Daerah, Nama Gubernur, Peta, dan Rumah Adat

15. Paes Ageng Corak Kebesaran, Kebesaran Corak Basahan Kampuh Ageng, Busana Basahan

Pria: selop bludiran, kain kampuh (batik sidomukti sepanjang 4 meter), celana cindhe, sabuk (lonthong), ikat pinggang bordir (kamus bludiran), timang kreteb, mogo, buntal, keris branggah, kuluk kanigara polos berwarna biru.

Perhiasan yang dipakai: subang ronyok, karset, kalung susun tiga (sangsangan), kelat bahu, gelang kana, dan cincin.

Wanita: selop bludiran, kain kampuh, kain cindhe, slepe (cathok), dan udhet cindhe.

Perhiasan yang dipakai: sengkang ronyok, gelang kana, kalung susun tiga (sangsangan), kelat bahu, cincin. Pakaian Basahan pada awalnya dipakai di perjamuan pengantin (panggih) di Kraton. Pada perkembangannya pakaian ini dipakai untuk acara panggih di dalam masyarakat

Demikian 14 baju adat Jawa yang ada di Yogyakarta lengkap dengan penjelasan digunakan saat acara apa.***

Editor: F Akbar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah