Dengan takwa yang benar, Allah akan memudahkan semua urusan kita dan memberikan rezeki kepada kita dari arah yang tidak kita sangka-sangka.
Kita sudah memasuki bulan Syawal sekarang ini, setelah selama sebulan penuh melaksanakan puasa di bulan Ramadhan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala berkenan menerima puasa kita, shalat kita, sedekah kita dan seluruh amal shalih yang telah kita lakukan di bulan Ramadhan.
Bulan Syawal sebenarnya merupakan bulan yang diberkahi juga. Bulan Syawal merupakan salah satu dari bulan haji. Ia merupakan bulan ketaatan. Allah Ta’ala berfirman,
اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ وَلَا جِدَالَ فِى الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ
Artinya: (Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!
Dalam Tafsir Ibnu Abbas dijelaskan bahwa ‘Al-hajju asyhurum ma‘luumaat’ (haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi), yakni pelaksanaan ibadah haji itu terdapat dalam bulan-bulan yang sudah diketahui.
Pada bulan-bulan itu seseorang dapat melaksanakan ihram untuk berhaji, yaitu pada bulan Syawal, Dzulqaidah, dan sepuluh hari bulan Dzulhijjah.
Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih al-Munajjid, pernikahan dianjurkan untuk dilaksanakan di bulan syawal. Demikian juga dengan orang yang ingin mengqodho’ i’tikaf yang terlewat di bulan Ramadhan bisa dilakukan di bulan Syawal.
Rasulullahصلى الله عليه وسلمadalah orang yang bila mengamalkan suatu amalan sunnah, beliau akan menjaga keberlangsungannya secara terus menerus. Termasuk dalam hal ini sunnah i’tikaf. Nabiصلى الله عليه وسلمpernah sekali terlewat tidak melakukan i’tikaf pada bulan Ramadhan, lalu Nabi صلى الله عليه وسلمberi’tikaf pada bulan Syawal.