Kesalahan niat adalah persoalan serius karena ini terkait tujuan ibadah. Bila kemudian Allah tidak memberinya taufik untuk terus melaksanakan shalat 5 waktu di masjid di luar bulan Ramadhan maka itu bisa dimaklumi.
Demikian pula dengan kebaikan lain berupa puasa sunnah di bulan Syawal dan bulan-bulan lainnya. Bila seseorang sama sekali tidak pernah melaksanakan satu pun jenis puasa sunnah di luar bulan Ramadhan, maka dikhawatirkan ini merupakan indikasi puasa Ramadhan yang dilakukannya tidak diterima oleh Allah walaupun kewajibannya sudah tertunaikan.
Artinya, kepayahannya selama bulan Ramadhan bisa jadi tidak mendapatkan balasan apa pun di akhirat nanti. Ini jelas kerugian besar. Sudah berpayah-payah namun tidak mendapatkan apa pun. Untuk itulah, penting bagi setiap muslim untuk senantiasa memelihara spirit beribadah setelah bulan Ramadhan.
Bergaul dengan orang yang istiqamah dalam ketaatan.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjaga spirit ibadah adalah dengan senantiasa bergaul dengan orang-orang yang stabil dalam melakukan ketaatan dan kebaikan serta bertaqarrub kepada Allah di sepanjang waktunya, bukan hanya di bulan Ramadhan.
Orang-orang yang stabil dalam menjaga kontinyuitas ibadah dan ketaatannya biasanya sudah memiliki kemampuan untuk menyemangati diri sendiri. Dia tidak memerlukan dorongan dari luar. Inner spirit sudah mengakar kuat dalam dirinya.
Sering mengingat kematian merupakan sunnah yang terlupakan. Padahal sunnah dzikrul maut ini sangat besar pengaruhnya dalam menjaga stabilitas semangat beribadah seorang muslim. Selain itu, masih ada kebaikan lain yang akan didapatkan.
Dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, ”Rasulullahصلى الله عليه وسلمbersabda:
”Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian.” [Hadits riwayat Ibnu Majah no. 4.258; At-Tirmidzi; An-Nasai; Ahmad].