Alhamdulillahi robbil 'alamin, Assalatu wassalamu ala asyrofil anbiya iwal mursalin, wa ala alihi wasohbihi ajma'in ammab'du.
Jamaah Rohimakumullah
Di setiap penghujung Ramadhan atau yang dikenal dengan sepuluh malam terakhir (‘Asyrul awakhir), banyak himbauan serta ajakan untuk meningkatkan ibadah supaya mendapatkan lailatul qadar. Lantas, apakah sebenarnya lailatul qadar itu? Adakah keistimewaan dan pesona yang membuat ketertarikan terhadapnya? Mari kita telaah bersama..!
Apa itu lailatul qadar?
Lailah berarti malam. Namun dalam penggunaanya, tidaklah sama antara lail (mudzakkar) dengan lailah (mu’annats). Lail bermakna waktu di malam hari secara umum yang biasa kita lalui setiap hari. Sedangkan lailah adalah malam khusus diantara malam-malam lainnya karena memiliki keistimewaan atau lain sebagainya.
Adapun makna Qadar, dalam Kitab Lailatul Qadar karya Syeikh DR. Ahmad Umar Hasyim dijelaskan bahwa terdapat tiga makna Qadar yang disematkan pada kata lailah (malam) dalam surah Al-Qadar:
Qadar artinya mulia, istimewa dan agung
Lailatul qadar merupakan malam yang memiliki kemuliaan tersendiri dibanding malam-malam lainnya. Kemulian ini dikarenakan bertepatan dengan turunnya Al-Qur’an yang mulia, serta turunnya kasih-sayang, keberkahan, ampunan dan tanda-tanda kebesaran Allah SWT pada malam ini.
Qadar maksudnya dhayiq (sempit, sesak)
Saat lailatul qadar, Bumi sesak dan sempit karena turunnya para Malaikat dari langit. Kesesakan ini tidak bisa dirasakan manusia biasa, karena sifatnya ghaib dan metafisika. Selain itu, malam ini disebut qadar (sempit) karena tidak diketahui kapan kepastian terjadinya perisitwa yang dinanti-nanti ini. Waktunya adalah rahasia Allah SWT.
Qadar adalah ketentuan hukum sunnatullah
Pada malam ini, Allah menentukan perkara-perkara dan hukum-hukum sunnatullah serta hal-hal yang akan terjadi kepada makhluk di alam semesta ini yang kita kenal dengan istilah qadha dan qadar.