Penjelasan Kata Istikmal yang Digunakan Menag untuk Tentukan Jatuhnya 1 Ramadan 1443 Hijriah atau 2022 Masehi

- 2 April 2022, 13:35 WIB
 Penjelasan mengenai kata istikmal dalam Fiqih yang sering diucapkan ketika penetapan bulan baru dalam kalender Hijriah.
Penjelasan mengenai kata istikmal dalam Fiqih yang sering diucapkan ketika penetapan bulan baru dalam kalender Hijriah. / YouTuibe.com/Kemenag RI

Istikmal dalam KBBI memiliki makna berupa pemakaian, penyempurnaan, dan pembulatan yang berada dalam jumlah maupun hitungan hari, sedangkan mengistikmalkan berarti menyempurnakan, menggenapkan (jumlah dan sebagainya).

Dalam konteksnya untuk penetapan awal bulan Ramadan, istikmal berarti menyempurnakan atau menggenapkan umur bulan Syaban dari 29 hari menjadi 30 hari.

Istikmal juga umum dilakukan untuk melakukan penetapan awal bulan Syawal untuk menggenapkan jumlah bilangan hari di bulan Ramadan menjadi 30 hari.

Baca Juga: Apa Itu Percobaan Sachs? Berikut Tujuan, Langkah-langkah, dan Kesimpulan Percobaan Terkait Fotosintesis

Istikmal ini berlaku bagi ulama atau yang menggunakan sistem rukyah atau penentuan awal bulan baru berdasarkan penyaksian dengan mata kepala.

Istikmal merupakan jalan terakhir yang diambil oleh peneliti atau pengamat hilal untuk bisa memperkirakan pergantian bulan pada kalender Hijriah.

Istikmal biasanya diambil apabila cuaca saat penerawangan hilal sedang tidak mendukung atau ketika para ulama sedang mengalami kebingungan mengenai hilal yang tidak nampak.

Baca Juga: Apa Itu Tarhib Ramadhan? Ini Pengertian dan Maknanya hingga Contoh Pelaksanaan Ibadah

Dalam zaman kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, istikmal pun juga sering dilakukan karena selain pada zaman tersebut teknologi masih belum modern, ada beberapa hal yang dikhawatirkan mengurangi keakuratan pengamatan.

Hal ini termaktub dalam hadis yang berbunyi:

Halaman:

Editor: Bagus Aryo Wicaksono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x