Dari Ibnu Abbbas Radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Muhammad mengatakan,
مَا رَأَيْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ، إِلاَّ هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ. يَعْنِى شَهْرَ رَمَضَانَ
Saya belum pernah melihat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan perhatian terhadap puasa di satu hari yang beliau istimewakan, melebihi hari Asyura, dan puasa di bulan ini, yaitu Ramadhan. (HR. Ahmad 3539 & Bukhari 2006).
Baca Juga: Perbedaan dan Keutamaan Puasa Sunnah Asyura, Tasua dan Ayyamul Bidh
Adapun niat puasa Asyura adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Arab-latin: Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa.
Artinya “saya niat puasa Asyura, sunnah karena Allah Ta’ala”.
Baca Juga: Daftar Puasa Sunnah di Bulan Muharram Beserta Dalil dan Keutamaannya
Puasa Asyura adalah puasa yang dilaksanakan pada 10 Muharram. Ada anjuran yang mengatakan lebih baik melaksanakannya di tanggal 9 dan 10 Muharram.