Network
BERITA DIY – Ferdinand Hutahaean angkat bicara mengenai pernyataan Politisi Demokrat, Taufiqurahman yang mengakatan rezim saat ini habis-habisan menghajar oposisi.
Sebelumnya Taufiqurrahman melalui akun twitter pribadinya mengatakan jika penangkapan Munarman merupakan rangkaian penzaliman terhadap oposisi oleh rezim yang berkuasa.
“6 warga sipil ditembak mati KM 50, Jumhur-Syahganda-Anton Permana-Habib Rizieq di pidanakan, sekarang Munarman mau dihabisin juga,” cuit Taufiqurrahman.
Baca Juga: BST Tahap 4 DKI Jakarta Cair Hari Ini, Segera Cek Rekening dan Namamu di Link corona.jakarta.go.id
Dia juga mempertanyakan sampai kapan pemerintah yang berkuasa akan terus menerus mendzolimi oposisi.
“Kurang apalagi sih menghajar oposisi? mau sampai kapan terus-terusan menjadi dzolim?,” tulis Taufiqurrahman.
“Ingat tak ada pesta yang tak usai, hati-hati bung!,” sambung cuitan Taufiqurrahman yang diunggah melalui akun @taufiqrus.
Baca Juga: Adegan Aldebaran di Ikatan Cinta Mendapat Hujatan, Amanda Manopo Beri Pembelaan
Menyikapi cuitan mantan rekannya itu, Ferdinand Hutahaean justru mengatakan bahwa sikap Taufiqurrahman ini menjadi salah satu alasan dia keluar dari partai berlogo bintang mercy.
“Pemahaman seperti inilah yang salah satunya jadi alasan saya melepas jangkar dan berlayar di Samudra luas yang bebas,” tulis Ferdinand Hutahaean melalui akun @FerdinandHaean3.
Ferdinand juga menyinggung penangkapan Munarman adalah terkait terorisme bukan masalah dia oposisi atau tidak.
“Teroris itu pidana dan kejahatan, bukan oposisi apalagi pejuang,” kata Ferdinand Hutahaean.
Mantan Politisi Partai Demokrat itu juga menegaskan bahwa teroris adalah musuh negara, sehingga penangkapan siapa saja yang terlibat terorisme tidak berhubungan dengan kezaliman.
“Mereka musuh negara dan musuh kemanusiaan maka harus ditindak. Itu bukan zalim..!,” kata Ferdinand Hutahaean.***
