Profil KH Hasyim Asy’ari, Pahlawan Pendiri NU yang Namanya Hilang di Kamus Sejarah Indonesia

- 21 April 2021, 13:13 WIB
Profil K.H Hasjim Asy’ari, Pahlawan Pendiri NU yang Namanya Hilang di Kamus Sejarah Indonesia
Profil K.H Hasjim Asy’ari, Pahlawan Pendiri NU yang Namanya Hilang di Kamus Sejarah Indonesia /Instagram/@nahdlatululama

Pada tahun 1899, sepulangnya dari Mekah, K.H. Hasyim Asy’ari mendirikan Pesantren Tebu Ireng, yang kelak menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Jawa pada abad 20.

Baca Juga: Ramai Soal Isu Reshuffle Kabinet, Nadiem Makarim Mendadak Temui Megawati Soekarnoputri

Sedangkan pada tahun 1926, K.H Hasyim Asy’ari menjadi salah satu pemrakarsa berdirinya Nadhlatul Ulama (NU), yang berarti kebangkitan ulama.

Pemikiran K.H. Hasyim Asy’ari tentang Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah adalah ulama dalam bidang tafsir Al-Qur'an, sunnah Rasul, dan fiqh yang tunduk pada tradisi Rasul dan Khulafaur Rasyidin.

Baca Juga: Demi Syuting Thor 4, Christian Bale Rela Gunduli Rambutnya, Ternyata Ini Dia Karakternya di Film

Doktrin ini diterapkan dalam NU yang menyatakan sebagai pengikut, penjaga dan penyebar faham Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah.

K.H Hasyim Asy’ari banyak membuat tulisan dan catatan-catatan dari pemikiran nya sendiri, berikut tulisan dan catatan yang dikutip oleh Berita DIY dari berbagai sumber, antara lain:

  • Risalah Ahlis-Sunnah Wal Jama'ah: Fi Hadistil Mawta wa Asyrathis-sa'ah wa baya Mafhumis-Sunnah wal Bid'ah (Paradigma Ahlussunah wal Jama'ah: Pembahasan tentang Orang-orang Mati, Tanda-tanda Zaman, dan Penjelasan tentang Sunnah dan Bid'ah).
  • Al-Nuurul Mubiin fi Mahabbati Sayyid al-Mursaliin (Cahaya yang Terang tentang Kecintaan pada Utusan Tuhan, Muhammad SAW).
  • Adab al-alim wal Muta'allim fi maa yahtaju Ilayh al-Muta'allim fi Ahwali Ta'alumihi wa maa Ta'limihi (Etika Pengajar dan Pelajar dalam Hal-hal yang Perlu Diperhatikan oleh Pelajar Selama Belajar).

Baca Juga: Syarat Dapat Bansos Tunai Rp 300 Ribu dan Cek Penerima BST April 2021 di dtks.kemensos.go.id pakai KIS

  • Al-Tibyan: fin Nahyi 'an Muqota'atil Arham wal Aqoorib wal Ikhwan (Penjelasan tentang Larangan Memutus Tali Silaturrahmi, Tali Persaudaraan dan Tali Persahabatan)[12]
  • Muqaddimah al-Qanun al-Asasi li Jam’iyyat Nahdlatul Ulama. Dari kitab ini para pembaca akan mendapat gambaran bagaimana pemikiran dasar dia tentang NU. Di dalamnya terdapat ayat dan hadits serta pesan penting yang menjadi landasan awal pendirian jam’iyah NU. Boleh dikata, kitab ini menjadi “bacaan wajib” bagi para pegiat NU.
  • Risalah fi Ta’kid al-Akhdzi bi Mazhab al-A’immah al-Arba’ah. Mengikuti manhaj para imam empat yakni Imam Syafii, Imam Malik, Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad bin Hanbal, tentunya memiliki makna khusus sehingga akhirnya mengikuti jejak pendapat imam empat tersebut dapat ditemukan jawabannya dalam kitab ini.

Baca Juga: Kabar Duka dari Dunia Sepak Bola, Mantan Kiper Timnas Indonesia Listiyanto Rahardjo Meninggal Dunia

  • Adalah kitab yang bisa menjadi solusi cerdas bagi para pegiat di masyarakat. Saat Kongres NU XI tahun 1935 di Bandung, kitab ini pernah diterbitkan secara massal. Demikian juga Prof Buya Hamka harus menterjemah kitab ini untuk diterbitkan di majalah Panji Masyarakat, edisi 15 Agustus 1959.
  • Arba’ina Haditsan Tata’allaqu bi Mabadi’ Jam’iyyat Nahdlatul Ulama. Hidup ini tak akan lepas dari rintangan dan tantangan. Hanya pribadi yang tangguh serta memiliki sosok yang kukuh dalam memegang prinsiplah yang akan lulus sebagai pememang. Kitab ini berisikan 40 hadits pilihan yang seharusnya menjadi pedoman bagi warga NU.
  • Al-Tanbihat al-Wajibat liman Yushna’ al-Maulid bi al-Munkarat. Kitab ini menyajikan beberapa hal yang harus diperhatikan saat memperingati maulidur rasul.

Baca Juga: Jadwal Acara NET TV Rabu 21 April 2021: Ada Serial Kartun Pilihan dan Ramadan In The Kost

Halaman:

Editor: Iman Fakhrudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x