Hukum dan Cara Gabungkan Niat Puasa Dzulhijjah dan Puasa Senin-Kamis, Apakah Sah? Ini Kata Ustadz Adi Hidayat

3 Juli 2022, 16:51 WIB
Ilustrasi - Berikut niat, hukum, dan cara gabungkan puasa Dzulhijjah dan Senin Kamis. /PIXABAY/@Konevi

BERITA DIY - Simak hukum dan cara gabungkan niat puasa Dzulhijjah dan puasa Senin-Kamis, apakah sah? Berikut pernyataan dari Ustadz Adi Hidayat.

Saat ini telah memasuki bulan Dzulhijjah. Umat Islam disunnahkan untuk melakukan puasa sunnah sembilan hari di bulan tersebut. Namun bagaimana jika puasa Dzulhijjah bertepatan dengan puasa Senin Kamis?

Bagaiaman hukum dan cara gabungkan niat puasa Dzulhijjah dan puasa Senin Kamis? Apakah terbilang sah? Ustadz Adi Hidayat menjelaskan terkait ini.

Sebelumnya, puasa Senin Kamis merupakan puasa sunnah yang dijalankan oleh banyak umat Muslim di setiap hari Senin dan Kamis.

Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Bulan Dzulhijjah, Setelah dan Sebelum Idul Adha 1443 H, Tarwiyah, Arafah, Ayyamul Bidh

Bahkan, Rasulullah SAW diriwayatkan rutin dalam menjalankan ibadah puasa Senin Kamis, sebagaimana Aisyah mengatakan:

إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَتَحَرَّى صِيَامَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ.

Artinya: "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari Senin dan Kamis." (HR. An Nasai no. 2362 dan Ibnu Majah no. 1739. All Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Lebih lanjut, hadits lain mengatakan bahwa Senin adalah hari istimewa bagi Rasulullah SAW karena saat itulah ia dilahirkan dan diutus.

Baca Juga: Doa Taubat Nasuha Sebelum Ajal Menjemput Lengkap Tulisan Latin, Arab, dan Arti Terjemahan Bahasa Indonesia

Dari Abu Qotadah Al Anshori, Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab:

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ

Artinya: "Hari tersebut (Senin) adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku." (HR. Muslim no. 1162).

Sementara itu, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa tanggal 1-9 Dzulhijjah termasuk puasa Tarwiyah dan Arafah. Pada tanggal 10 Dzulhijjah bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha orang diharamkan untuk berpuasa.

Keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah juga disampaikan pada Al-Quran Surat Al Fajr ayat 2.

وَلَيَالٍ عَشْرٍۙ

Artinya: "demi malam yang sepuluh,"

Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Idul Adha 2022 Singkat tentang Kurban, Mengharukan dan Bikin Menangis Jamaah

Meskipun ada beragam versi, tafsir Kemenag menyatakan bahwa hari sepuluh yang dimaksud adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

Sebab umat Islam yang melakukan amal ibadah kepada Allah SWT pada hari-hari tersebut akan mendapat pahala yang sangat agung.

Kementerian Agama (Kemenag) melalui Sidang Isbat telah menetapkan tanggal 1 Dzulhijjah jatuh pada Jumat, 1 Juli 2022.

Sehingga, berikut jadwal puasa Dzulhijjah bulan Juli 2022:

- Jadwal puasa awal Dzulhijjah (tanggal 1-7 Dzulhijjah 1443 H) jatuh pada tanggal 1-7 Juli 2022

Baca Juga: Doa Sebelum Tidur dan Doa Ketika Susah Tidur atau Insomina Sesuai Ajaran Rasulullah SAW

- Jadwal puasa Tarwiyah (tanggal 8 Dzulhijjah 1443 H) jatuh pada tanggal 8 Juli 2022

- Jadwal puasa Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah 1443 H) jatuh pada tanggal 9 Juli 2022

Mengacu pada jadwal di atas, puasa Dzulhijjah tanggal 4 dan 7 bertepatan dengan hari Senin dan Kamis.

Lantas, bagaimana hukum dan cara menggabungkan puasa Dzulhijjah dan puasa Senin Kamis? Apakah membaca dua-duanya atau hanya salah satu niat ataupun ada niat lain?

Menurut Ustadz Adai Hidayat dalam siaran YouTube, hukum sunnah dibagi menjadi dua, yaitu sunnah biasa dan satu lagi sunnah dengan tingkatan level yang lebih tinggi.

Baca Juga: Bacaan Doa Terhindar dari Fitnah Dajjal: Arab, Latin, dan Terjemahan Bahasa Indonesia

Artinya, sunnah biasa adalah ibadah yang lebih sering dilakukan oleh umat Islam. Adapun sunnah muakadah yang memiliki level lebih tinggi mengacu pada ibadah yang lebih jarang dilaksanakan.

"Kalau sunnah biasa bertemu dengan muakadah, maka yang sunnah biasa berhenti dan muakadah dikerjakan," kata UAH.

Dia memberikan contoh, apabila puasa Ayyamul Bidh bertepatan dengan puasa Senin Kamis, maka niat yang dibaca adalah Ayyamul Bidh karena lebih jarang dikerjakan.

"Maka Senin-Kamisnya berhenti, niatkan dengan Ayyamul Bidh," jelas Ustadz Adi Hidayat.

Baca Juga: Link Nonton Pertaruhan The Series Episode 6 'Doa dan Pendosa': Simak Sinopsis Serial yang Tayang Hari Ini

Meski membaca niat puasa Ayyamul Bidh namun umat Islam yang sudah sering menjalankan puasa Senin Kamis, maka akan mendapatkan pahala keduanya.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

"Jika seorang hamba sakit atau dia safar, tidak menunaikan ibadah yang menjadi kebiasaannya, maka tetap amalan rutin itu diberikan pahalanya,"

Dalam kasus ini, jika puasa Dzulhijjah bertemu dengan puasa Senin Kamis, maka umat Islam membaca niat puasa Dzulhijjah sebab ibadah ini hanya dilakukan setiap bulan ke-12 pada kalender Hijriyah.

Mengenai pahala yang didapat, Allah SWT akan memberi pahala sekaligus puasa Dzulhijjah dan puasa Senin Kamis apabila hamba-Nya rutin menjalankan puasa Senin Kamis.

Baca Juga: Doa Menyembelih Hewan Kurban Saat Idul Adha dalam Arab, latin, dan Terjemahan Beserta Tata Cara Penyembelihan

Dengan demikian, orang hanya perlu membaca niat puasa Dzulhijjah berikut ini:

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hadzal yaumi 'an adaa'i syahri Dzilhijjah sunnatan lillaahi ta'aalaa

Artinya: "Saya niat puasa sunnah di bulan Dzulhijjah hari ini karena Allah Ta'ala."

Adapun tata cara melaksanakan ibadah puasa ini tidak berbeda dengan puasa wajib dan sunnah lainnya.

Orang dianjurkan sahur, lalu wajib membaca niat dan menahan lapar, haus, dan hawa nafsu dari mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.

Demikian hukum dan cara gabungkan niat puasa Dzulhijjah dan puasa Senin Kamis.***

Editor: Inayah Bastin Al Hakim

Tags

Terkini

Terpopuler