BERITA DIY - Simak informasi biodata Siti Latifah Herawati Diah, anak bangsawan, hingga profilnya menghiasi Google Doodle hari ini.
Sosok Herawati Diah hari ini sedang menjadi perbincangan dan top pencarian di Google hari ini, profilnya kini terpajang di Google Doodle.
Herawati Diah diketahui merupakan sosok tokoh pers nasional serta pelaku sejarah yang berpengaruh di Indonesia dan dunia.
Baca Juga: Google Doodle Hari Ini: Profil Ibu Siti Latifah Herawati Diah yang Ulang Tahun ke-105
Selain itu biodata dari Herawati Diah juga menjadi sorotan ialah ia diketahui merupakan anak dari keturunan bangsawan.
Herawati Diah lahir di Tanjung Pandan, Belitung pada 3 April 1917 dan meninggal di Jakarta pada 30 September 2016.
Selain itu Herawati Diah adalah anak ketiga dari pasangan Siti Alimah binti Djojodikromo dan Raden Latip. Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) juga mencatat Siti Alimah, ibunda dari Herawati Diah adalah keturunan bangsawan (priyayi).
Baca Juga: Siapa Siti Latifa Herawati Diah yang Jadi Google Doodle Hari Ini? Ini Profil dan Kariernya
Herawati Diah dan saudaranya juga selalu ditekankan akan pendidikan agama Islam dan tak lupa akan tradisi Indonesia, namu mereka juga perlu merangkul gaya hidup Barat.
Sementara itu, ayah Herawati Diah diketahui merupakan Dokter lulusan sekolah di Stovia pada 1908 yang bernama Raden Latip.
Raden Latip juga diketahui memiliki keturunan atau Trah Kadilangu atau Sunan Kalijogo yang merupakan salah satu walisongo, penyebar agama Islam di Jawa.
Begitu lulus dari Stovia, Raden Latip ayah Herawati Diah bekerja sebagai ahli medis di perusahaan tambang timah Belanda di Pulau Belitung.
Sang anak yaitu Herawati Diah adalah wanita pribumi pertama lulusan universitas Amerika Serikat (AS) pada 1939.
Sebelum pergi ke AS Herawati Diah terlebih dahulu menempuh pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS) di Salemba, Jakarta dan American High School di Tokyo, Jepang.
Setelah kembali belajar dari Amerika Serikat, Herawati Diah bekerja sebagai wartawan lepas di kantor berita United Press Intrnational (UPI) pada 1942.
Dengan latar belakang pendidikan yang mumpuni ini, Herawati Diah kemudian direkrut menjadi penyiar di radio Hoso Kyoku untuk siaran dalam bahasa Inggris.
Radio Hos Kyoku yang menjadai tempat Herawati Diah bekerja ini nantinya merupakan cikal bakal Radio Republik Indonesia (RRI).
Herawati Diah juga dipercaya menjadi penerjemah naskah proklamasi yang diketik Sayuti Melik, teks yang sudah diterjemahkan itu nantinya akan disampaikan ke teman-temannya yang merupakan wartawan asing setelah Soekarno membacakannya.
Masih dalam tujuan perjuangan, Herawati turut mendirikan harian Indonesian Observer pada 1954, yaitu koran berbahasa Inggris pertama di Indonesia.
Tidak berhenti disitu, Herawati Diah juga turut memimpin upaya untuk mendeklarasikan Kompleks Candi Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Berikut biodata Siti Latifah Herawati Diah anak Bangsawan, hingga profilnya menghiasi Google Doodle hari ini:
Nama: Siti Latifah Herawati Diah
Orang Tua : Raden Latip dan Siti Alimah
Pasangan : Burhanudin Muhamad Diah (BM Diah)
Pendidikan
ELS (Europeesche Lagere School), Jakarta
American School, Tokyo, Jepang
Barnard College, Amerika Serikat
Karier
Wartawan United Press International (UPI) (1942)
Penyiar Radio Hosokyoku
Pendiri Harian Merdeka (1945)
Pendiri Majalah Keluarga (1952)
Pendiri Majalah Berita Topik (1972).
Pendiri The Indonesian Observer (1955-2001)
Organisasi
Pendiri Komisi Nasional (Komnas) Perempuan
Pendiri Lingkar Budaya Indonesia
Pendiri Gerakan Perempuan Sadar Pemilu
Yayasan Bina Carita Indonesia
Penghargaan
Bintang Mahaputra pada 1978.
Demikian informasi biodata Siti Latifah Herawati Diah, anak bangsawan, hingga profilnya menghiasi Google Doodle hari ini.***