BERITA DIY - Moderna adalah vaksin Covid-19 yang dikeluarkan oleh Covax Facility di Amerika Serikat yang kini telah disalurkan untuk vaksinasi masyarakat umum, tak hanya tenaga kesehatan (nakes).
Pada mulanya, vaksin merek Moderna ini hanya diberikan kepada nakes Indonesia sebagai booster atau dosis ketiga. Namun, kini ibu hamil dan lanjut usia (lansia) menjadi prioritas vaksinasi memakai Moderna.
“Selain untuk nakes, vaksin COVID-19 Moderna juga diperuntukkan bagi publik, khususnya ibu hamil dan masyarakat yang memiliki komorbid, yang belum pernah mendapatkan vaksinasi sama sekali,” terang dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI pada 25 Agustus 2021.
Baca Juga: Perbedaan Vaksin Pfizer dan Moderna, Mana yang Paling Ampuh?
Adapun, vaksinasi bagi ibu hamil yang dimulai per 2 Agustus 2021 direkomendasikan untuk ibu hamil dengan prioritas pada daerah risiko tinggi atau masuk dalam wilayah PPKM Level 4.
Jika tak ada Moderna, vaksin yang direkomendasikan adalah Pfizer dan Sinovac sesuai ketersediaan. Untuk pemberian dosis satu vaksinasi Covid-19 bagi ibu hamil dimulai pada trimester kedua kehamilan, dan untuk pemberian dosis kedua dilakukan sesuai dengan interval dari jenis vaksin yang diberikan. Misalnya untuk vaksin merek Moderna, interval dosis 1 dan 2 adalah 4 minggu.
Sementara, melansir situs CDC.gov, ada sejumlah golongan yang tidak boleh mendapatkan vaksin Moderna, yakni antara lain:
1. Jika orang tersebut pernah mengalami reaksi alergi parah (anafilaksis) atau reaksi alergi langsung, meskipun tidak parah, terhadap bahan apa pun dalam vaksin mRNA Covid-19 (seperti polietilen glikol). Oleh karena itu, orang tersebut tidak boleh mendapatkan mRNA Covid-19 vaksin.
2. Jika seseorang mengalami reaksi alergi yang parah atau langsung setelah mendapatkan dosis pertama vaksin mRNA Covid-19, orang tersebut tidak boleh mendapatkan dosis kedua dari salah satu vaksin mRNA Covid-19 (Moderna atau Pfizer-BioNTech).
3. Reaksi alergi yang parah adalah reaksi yang perlu diobati dengan epinefrin atau EpiPen atau dengan perawatan medis.
4. Reaksi alergi langsung berarti reaksi dalam waktu 4 jam setelah mendapatkan suntikan, termasuk gejala seperti gatal-gatal, bengkak, atau mengi (gangguan pernapasan).
Efek samping umum
Melansir keterangan di situs yang sama, efek samping yang paling sering dilaporkan terkait vaksin Moderna, antara lain:
- Nyeri di tempat suntikan,
- Kelelahan,
- Sakit kepala,
- Nyeri otot,
- Menggigil dan demam,
- Nyeri sendi,
- Pembengkakan kelenjar getah bening di lengan yang sama dengan injeksi, dan
- Mual dan muntah.
Cara menanggulanginya
Berdasar informasi di situs Who.int, apabila tubuh mengalami reaksi setelah vaksinasi, lakukan hal ini:
1. Tetap tenang, atur napas.
2. Jika terjadi reaksi seperti nyeri, bengkak atau kemerahan di tempat suntikan, kompres dengan air dingin pada lokasi tersebut.
3. Jika terjadi demam, kompres dengan air hangat/mandi dengan air hangat, perbanyak minum air putih dan istirahat.
4. Jika dibutuhkan, minum obat sesuai anjuran petugas kesehatan.
5. Segera hubungi petugas kesehatan jika gejala berlangsung lebih dari tiga hari atau jika terjadi reaksi yang lebih berat.
Demikian pemanfaatan vaksin Covid-19 merek Moderna dan cara mengatasi efek samping setelah vaksinasi Moderna untuk diketahui.***