BERITA DIY - Simak apa itu digital enterpreneurship dan kenali perbedaannya dengan konsep wirausaha tradisional.
Secara bahasa, enterpreneurship bisa diartikan sebagai kewirausahaan atau wirausaha saja. Konsep ini menuntut pelakunya untuk membangun bisnisnya sendiri alih-alih bekerja di perusahaan milik orang lain.
Keterbatasan lapangan pekerjaan yang tak berbanding lurus dengan jumlah tenaga kerja membuat banyak anak muda mulai mempelajari enterpreneurship.
Karena itulah, mulai bermunculan wirausahawan atau pebisnis muda yang tak sedikit sukses mendulang banyak kesuksesan dan keuntungan yang besar.
Tak berbeda dengan bekerja menjadi karyawan di sebuah perusahaan, menjadi seorang enterpreneur juga wajib menguasai kemampuan khusus atau skill tersendiri.
Menjadi pebisnis, apalagi dalam usia muda, jelas perlu dilengkapi dengan pengetahuan mengenai bisnis yang luas. Apalagi, persaingan usaha pada era ini semakin ramai.
Baca Juga: BLT UMKM Segera Cair Juli 2021, Simak Cara Dapat Banpres BPUM Rp1,2 Juta per Wirausaha
Persaingan usaha tersebut tak lepas dari pesatnya kemajuan teknologi informasi yang mulai memengaruhi banyak hal.
Dalam konteks enterpreneurship, kemajuan teknologi informasi membuat dunia kewirausahaan mulai merambah ke dunia digital.
Maka itu, belakangan ini muncul istilah digital enterpreneurship atau kewirausahaan digital. Dapat kita pahami, digital enterpreneurship adalah enterpreneurship yang dipengaruhi oleh dunia digital.
Kemajuan teknologi digital membawa masyarakat memiliki peluang untuk membangun medianya sendiri. Tentu saja, media dan enterpreneurship tidak bisa dipisahkan.
Dengan pemanfaatan media digital yang mudah dijangkau, maka dunia enterpreneurship bisa dipermudah, mulai dari marketing, pencatatan keuangan, kemudahan cara pembelian, dan lain sebagainya.
Setidaknya ada lima ciri dari digital enterpreneurship yang selama ini dijumpai, yakni:
1. Content-based business
Ciri ini menunjukkan bahwa pebisnis mengandalkan konten digital untuk mengangkat usaha yang dimilikinya. Misalnya seperti konten vlog makanan, travelling, tutorial, make up, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Dana Bantuan UMKM Rp7 Juta Cair Jika Penuhi Syarat Ini: Berikut Cara Pengajuan Dana Wirausaha
2. Community-based business
Pada ciri ini dapat terlihat bahwa pebisnis menggunakan media digital sebagai alat untuk membangun komunitas virtual yang bisa membuat engagement produk yang dijual dapat naik.
3. Promotion business
Ciri ini memperlihatkan bahwa promosi di media digital sangat diandalkan oleh pebisnis. Biasanya, ciri ini dapat ditemui pada bisnis produk yang telah ada sejak lama.
4. Online store
Khusus untuk ciri ini, kita semua tentu sudah tak asing lagi. Dengan online store, pebisnis memanfaatkan media digital sebagai kios untuk menjual dan menjajakan produk miliknya.
5. Matchmaking business
Tak berbeda dengan community-based business, ciri yang terakhir ini menciptakan sebuah platform untuk mencocokkan satu individu dengan individu lainnya untuk kemudian membayar biaya berlangganan.
Dari ciri-ciri di atas, dapat dilihat bahwa perbedaan antara digital enterpreneuship dengan kewirausahaan tradisional adalah tidak adanya pengaruh dari kemajuan teknologi digital.
Di mana para pebisnis di era digital lebih banyak bertumpu pada media digital sebagai alat untuk mendukung kemajuan usaha yang dimilikinya.
Tak ayal jika banyak anak muda bahkan hingga UMKM yang memanfaatkan digital enterpreneuship untuk dapat menjual produk atau brand miliknya.
Demikian pengertian mengenai apa itu digital enterpreneurship atau kewirausahaan digital.***