Maka, banyak istilah menyebutkan bahwa Idul Fitri menjadi hari di mana manusia kembali suci seakan seperti seorang bayi yang baru lahir.
Pada saat awal kelahiran, manusia hanya meyakini satu-satunya pencipta, yakni Allah Swt. Maka itu, hari raya Idul Fitri juga bisa dijadikan momentum untuk kembali menyerahkan diri kepada Allah.
NU Jombang menyebut momentum ini sebagai sebuah perjanjian antara manusia dengan Allah Swt, di mana manusia mengakui kekuasaan Allah Swt sebagai satu-satunya Tuhan.
Mengenai ini, Allah Swt menyinggung di dalam Al-Quran surat Al-A'raf ayat 172:
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي ءَادَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
(Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhan-mu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)").
Baca Juga: Resep Rendang Padang Enak dan Empuk Cocok Dijadikan Hidangan di Hari Raya Idul Fitri 2022
Makna kembali ke suci dalam istilah Idul Fitri muncul karena memang umat Islam baru akan merayakannya setelah melewati bulan Ramadhan.
Seperti diketahui, selama Ramadhan, umat Islam "dididik" untuk melakukan puasa, yang mana adalah ibadah berupa menahan nafsu makan dan minum.