Apa Itu Cuaca Ekstrem? Simak Penyebab dan Tanda-tandanya, Beserta Cara Cek Cuaca dan Iklim Terkini di BMKG

- 23 September 2021, 20:00 WIB
ILUSTRASI - Dampak dari cuaca ekstrem dapat menimbulkan berbagai jenis bencana, seperti banjir, angin puting beliung, kekeringan, gelombang pasang, dll.
ILUSTRASI - Dampak dari cuaca ekstrem dapat menimbulkan berbagai jenis bencana, seperti banjir, angin puting beliung, kekeringan, gelombang pasang, dll. /PEXELS/greg-1251451

BERITA DIY - Berikut ini akan disampaikan apa itu cuaca ekstrem beserta penyebab dan tanda-tandanya. Masyarakat juga bisa cek kondisi cuaca terkini melalui layanan yang disediakan oleh BMKG.

Sebagai awalan, Indonesia merupakan negara yang rentan terhadap bencana alam, salah satunya adalah cuaca ekstrem. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kondisi geografis Indonesia yang diapit oleh dua benua dan dua samudera.

Lebih lanjut, anomali kondisi meteorologi dan klimatologi dapat memicu cuaca ekstrem yang menimbulkan kerugian harta benda, merusak tatanan kehidupan, dan hilangnya korban jiwa. Jika kondisi demikian, maka dapat disebut dengan bencana alam.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem, Daftar Wilayah DKI Jakarta yang Waspada Banjir dan Tanah Longsor hingga 20 September 2021

Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), cuaca ekstrem adalah kejadian cuaca atau kondisi iklim yang tidak biasa dan dapat mengganggu kehidupan masyarakat dan ekosistem alam. 

Peristiwa ini bisa berlangsung singkat, seperti hujan lebat, tornado, siklon tropis, pembekuan, gelombang panas, dan banjir. Namun, ada juga yang bertahan lama, contohnya kekeringan dan kebakaran hutan ketika musim kemarau.

Apa penyebab cuaca ekstrem?

Menurut itera.ac.id, salah satu faktor penyebab cuaca ekstrem di Indonesia adalah bertiupnya angin dari Benua Asia menuju Benua Australia yang kemudian disebut dengan Monsun Asia. 

Baca Juga: VIRAL! Video Fenomena 'Langit Terbelah' Hebohkan Warga Pacitan, Begini Penjelasan BMKG

Letak Indonesia yang dibelah oleh garis khatulistiwa berdampak pada pergerakan angin ini yang lalu mengindikasikan musim hujan. Pergerakan angin membawa uap air dengan intensitas tinggi yang lalu jatuh menjadi hujan lebat di berbagai wilayah.

Selain itu, adapula faktor lainnya, di mana perubahan suhu permukaan air laut di Indonesia yang memicu mudahnya air menjadi uap. Lalu, uap yang terkumpul membentuk awan hujan di beberapa daerah di Tanah Air.

BMKG menjelaskan bahwa ada beberapa penyebab tambahan terkait cuaca ekstrem di Indonesia, yaitu kemunculan Madden Jullian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby, dan siklon tropis.

Baca Juga: Dampak Siklon Tropis SEROJA Terhadap Cuaca Indonesia, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Sangat Lebat

MJO adalah saat di mana sistem konektivitas yang bergerak dan pada akhirnya memicu peningkatan kemunculan awan hujan di suatu wilayah dalam skala kecil dan besar. MJO terekam berasal dari wilayah Afrika.

Ketika MJO melewati atau aktif di wilayah Tanah Air, maka bisa menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan yang tinggi. Di beberapa wilayah, curah hujan bisa menyebabkan banjir diikuti dengan tanah longsor di pegunungan.

Jika MJO bergerak dari wilayah barat ke timur Indonesia, maka Gelombang Rossby adalah kebalikannya, yaitu dari arah timur ke barat. Aktivasi gelombang juga memicu hujan lebat.

Baca Juga: Heboh SMS dari BMKG Berisi Peringatan Tsunami dan Gempa 8,5 M, Ini Penjelasan Selengkapnya

Selain itu, siklon tropis yang pernah muncul di Indonesia bisa menjadi faktor terjadinya hujan lebat dalam beberapa jam bahkan hari hingga berpotensi diikuti oleh banjir, angin kencang, gelombang tinggi, dan tanah longsor.

Adapun siklon tropis yang tercatat mengakibatkan bencana alam adalah Cempaka (November 2017), Dahlia (November 2017), dan Seroja (April 2021).

Apa tanda-tanda cuaca ekstrem?

Masyarakat bisa mengenali secara dini tanda-tanda cuaca ekstrem yang melanda di wilayahnya. Apabila merasa cuaca tidak bersahabat, maka disarankan untuk tetap berlindung di dalam ruangan.

Baca Juga: Waspada! BMKG Ingatkan 8 Gunung Api di RI Berpotensi Picu Tsunami

1. Penumpukan awan yang cepat di suatu wilayah, biasanya awan Cumulonimbus (CB) pada musim pancaroba

2. Hujan lebat dengan durasi lama atau singkat dan terkadang disertai oleh petir

3. Gelombang pasang dan ombak tinggi di wilayah pantai

4. Angin besar yang datang secara tiba-tiba dan bisa berpotensi menimbulkan puting beliung

Baca Juga: Unik! Jogja Diserbu Hujan Es, Ini Penjelasan BMKG

Pemerintah melalui BMKG juga menyediakan layanan terkait cuaca dan iklim terkini yang dapat diakses oleh masyarakat luas. 

Adapun informasi selalu diperbarui dalam waktu 24 jam. Berikut platform BMKG yang bisa diakses:

  • Website resmi BMKG https://iklim.bmkg.go.id/ (klik DI SINI)
  • Instagram @infobmkg
  • Twitter @infoBMKG
  • YouTube @infoBMKG
  • Facebook @infoBMKG
  • Download aplikasi iOS dan Android "Info BMKG"

Baca Juga: Waspada Zona Gempa Dapat Berlanjut di Februari 2021, BMKG Himbau Masyarakat Tidak Panik dan Tetap Tenang

Memasuki bulan September yang menjadi peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, BMKG mengeluarkan peringatan dini di sejumlah wilayah yang berpotensi mengalami banjir dan kekeringan di Tanah Air.

Masyarakat bisa memanfaatkan momen intensitas air hujan yang tinggi untuk menambah luas tanam, melakukan panen air hujan, dan mengisi waduk atau danau yang berguna untuk periode musim kemarau.

Tetapi, masyarakat juga tetap harus berhati-hati dan diminta untuk tetap memantau informasi dari BMKG dan instruksi dari badan terkait jika bahaya berpotensi menimbulkan bencana.

Demikianlah definisi apa itu cuaca ekstrem, penyebab, tanda-tanda, beserta cara cek kondisi iklim dan cuaca terkini di platform BMKG.***

Editor: Inayah Bastin Al Hakim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x