Ikhtiar Bappenas Wujudkan Mimpi Kejayaan Industri Dirgantara Melalui Kolaborasi

- 19 Desember 2022, 11:19 WIB
Hanggar Pesawat PT Dirgantara Indonesia
Hanggar Pesawat PT Dirgantara Indonesia /Berita DIY/ MR Firmansyah

BERITA DIY - Dua puluh tujuh tahun lalu, Hanggar Main Assembly Line IPTN Bandara Husein Sastranegara, Bandung, menjadi saksi penerbangan pertama pesawat N-250, Gatotkaca, yang merupakan pesawat asli karya anak bangsa, Bacharuddin Jusuf Habibie.

Tepat 10 Agustus 1995, pesawat N-250 Gatotkaca terbang perdana dengan gagahnya, menepis nada pesimistis media asing yang memprediksi pesawat ini akan jatuh. Gatotkaca menjadi pesawat pertama di kelas subsonic speed dengan teknologi fly by wire atau seluruh geraknya dikendalikan dengan komputerisasi, yang dapat mengudara tanpa masalah.

Momentum itu, digadang-gadang menjadi tonggak sejarah kejayaan kedirgantaraan Indonesia. Pesawat penumpang sipil N-250 yang dapat menampung 50 hingga 70 penumpang di dalamnya, diproyeksikan dapat memenangkan pangsa pasar pesawat kelas baling-baling.

Namun sayang, mimpi tersebut berantakan kala krisis moneter menerjang Indonesia sejak 1997. Hal ini berimbas pada industri penerbangan tak lagi dapat dukungan keuangan negara. Sebab untuk keluar dari krisis, Indonesia harus mengesampingkan proyek ini sebagai bagian dari penyelamatan ekonomi.

Meski impian itu pupus hingga IPTN bubar, yang kemudian berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia (PTDI), tetapi hanggar Main Assembly Line di kompleks Bandara Husein Sastranegara, Bandung, kini masih kokoh berdiri, menyimpan mimpi kejayaan industri dirgantara nasional.

Kala mengunjunginya pada Oktober 2019, cat pada struktur besi hanggar itu sudah banyak mengelupas. Pun kaca ruangan di sisi kiri gedung tampak kusam, seperti sudah lama tak dipakai. Gedung itu, meski megah, hanya terlihat seperti hanggar pesawat tua biasa.

Tapi siapa sangka, hanggar itu menjadi saksi bisu bahwa mimpi kejayaan kedirgantaraan tanah air dirawat. Pada Oktober 2019 pula, hanggar Main Assembly Line menyaksikan pesawat militer CN235-220 produksi PTDI diekspor ke Nepal.

Ekspor pesawat militer produksi PTDI ke Nepal di depan hanggar Main Assembly Line
Ekspor pesawat militer produksi PTDI ke Nepal di depan hanggar Main Assembly Line Berita DIY/ MR Firmansyah

Direktur Produksi PTDI, Batara Silaban, menyampaikan bahwa sejak 1976 berdiri hingga saat ini, pihaknya sudah mengirim 466 pesawat kepada lebih dari 50 pelanggan, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

Halaman:

Editor: MR Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x