Puan menceritakan, kakeknya itu mengenal Sarinah sejak umur 6 tahun. Saat itu Soekarno kecil baru pindah dari Surabaya ke Mojokerto bersama orangtuanya.
Di sana lah, orangtua Soekarno bertemu Sarinah, seorang gadis yang kemudian menjadi asisten keluarga mereka. Namun, Sarinah bukan pelayan dalam pengertian barat, melainkan sudah dianggap seperti keluarga.
Soekarno pun akhirnya menjadi sangat dekat dengan sosok Sarinah. Jika Sarinah sedang memasak di dapur, Soekarno akan duduk di sebelahnya untuk menemani.
Saat itu lah Sarinah memberi banyak pesan dan petuah yang kemudian menjadi pelajaran berharga bagi perjalanan hidup Soekarno.
Melalui bukunya yang berjudul “Sarinah, Kewajiban Wanita dalam Perjuangan Republik Indonesia,” Soekarno menjelaskan arti Sarinah bagi dirinya.
Baca Juga: Ketua DPR RI Puan Maharani Dorong Penyusunan Aturan Turunan agar UU TPKS Segera Dirasakan Manfaatnya
“Pengasuh saya bernama Sarinah, ia “mbok” saya. Ia membantu ibu saya, dan dari dia saya menerima banyak rasa cinta dan rasa kasih. Dari dia saya banyak mendapatkan pelajaran mencintai “orang kecil”. Dia sendiri pun “orang kecil”, tetapi budinya selalu besar,” tulis Soekarno.
Belakangan, Soekarno pun mengabadikan nama Sarinah ke gedung pencakar langit pertama di Indonesia, yang kini dikenal dengan nama Mal Sarinah.***