Selain pahlawan revolusi yang telah disebutkan, korban meninggal lainnya adalah Bripka Karel Sadsuit Tubun (Pengawal kediaman dr. J. Leimana) dan Ade Irma Suryani (Putri Jenderal A.H. Nasution).
Dikutip dari laman disnakertrans.banyuasinkab.go.id, Hari Kesaktian Pancasila diperingati karena adanya pemberontakan oleh PKI yang diduga ingin mengubah pokok Pancasila menjadi paham Komunis.
Meski PKI dianggap telah menghabisi nyawa para jenderal, namun mereka tidak berhasil untuk mengubah ideologi Pancasila yang sakral bagi bangsa Indonesia.
Lima sila pada Pancasila menjadi dasar rakyat Indonesia dalam mempraktikankehidupan berbangsa dan bernegara. Bahkan, hukum-hukum yang berlaku saat ini harus berlandaskan Pancasila.
Pancasila memiliki fungsi di berbagai aspek kehidupan bagi bangsa Indonesia, meliputi bidang politik, ekonomi, sosial budaya, keamanan, dll.
Oleh karena itu, Pancasila memiliki keskatian yang tidak dapat digantikan oleh paham manapun. Karena itulah Hari Kesaktian Pancasila ditetapkan pada tanggal 1 Oktober.
Adapun makna peringatan memiliki arti yang mendalam bagi rakyat Indonesia, bukan hanya bagi kalangan militer yang rekannya gugur dan hilang secara tiba-tiba.
Setiap warga negara Indonesia wajib memberikan penghormatan kepada seluruh pahlawan yang telah gugur dalam menjaga keutuhan NKRI dan Pancasila.