Kredit Mikro BRI Tetap Tumbuh hingga 15 Persen Meski Diterjang Tekanan Ekonomi Global

30 Juli 2022, 21:59 WIB
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI catat pertumbuhan kredit mikro hingga 15 perswn meski diterjang tekanan ekonomi global. /Dok. BRI

BERITA DIY – Gejolak ekonomi global semakin terasa di berbagai aspek kehidupan saat ini. Tekanan itu juga dirasakan oleh perusahaan-perusahaan multinasional. Termasuk BRI.

Meskipun demikian, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI justru menunjukkan taringnya sebagai perusahaan yang kuat di dunia.

BRI masih tetap konsisten mencatatkan pertumbuhan kredit positif, didorong oleh segmen mikro yang melesat 15% Year on Year (YoY) pada kuartal II-2022. 

Ini adalah bentuk resiliensi bisnis yang dijalankan BRI selama ini agar tetap kokoh meskipun badai menerjang dari berbagai faktor.

Baca Juga: Sedang Tayang! LINK Live Streaming Arema FC vs PSIS Semarang BRI Liga 1, Ini Prediksi Line Up

BRI Group mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp1.104,79 triliun atau tumbuh 8,75% YoY. Bank terbesar di Indonesia ini terus fokus memberdayakan segmen ultra mikro dan UMKM, tercermin dari meningkatnya portofolio kredit UMKM BRI.

Proporsi kredit UMKM BRI pada kuartal II-2022 ini telah tumbuh 9,81% Yoy dari Rp837,82 triliun di akhir Juni 2021 menjadi Rp.920 triliun di akhir Juni 2022.

“Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,27%,” kata Supari.

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit pada segmen mikro diproyeksikan akan terus tumbuh positif.

Holding Ultra Mikro (UMi) yang telah dibentuk sejak 13 September 2021 lalu disebut bakal menjadi ujung tombak BRI Group dalam menjangkau nasabah ultra mikro.
Holding yang terdiri dari tiga entitas, yakni BRI, PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) ini ditargetkan mampu memberdayakan 55 juta nasabah hingga 2024. 

Baca Juga: BRI Raih Penghargaan The Best Government Bank in Service Excellence 2022 dari Infobank dan Lembaga Riset MRI

“Berbagai program dilakukan BRI sebagai kerangka besar pemberdayaan sesuai koridor Sinergi Ekosistem Ultra Mikro. BRI mendorong entitas Pegadaian dan PNM memastikan pelaku usaha Ultra Mikro memiliki pengetahuan, kemampuan dan kesempatan akses layanan keuangan yang adil dan inklusif agar terhindar dari kerentanan, serta dapat menaik-kelaskan pelaku usaha ultra mikro,” ucap Supari.

Lebih lanjut, BRI Group menargetkan pertumbuhan pembiayaan secara keseluruhan pada tahun ini bisa tumbuh di kisaran 9%-11% YoY. Ekspansi kredit yang dilakukan BRI diiringi dengan kehati-hatian, sebagai upaya menjaga rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang ditargetkan terjaga di level 2,8%-3% pada 2022.

Kendati demikian, BRI tetap menyiapkan langkah antisipatif terhadap potensi pemburukan kredit. NPL Coverage BRI mengalami peningkatan dari 252,59% pada kuartal II-2021 menjadi 266,26% pada kuartal II-2022.

Dari sisi profitabilitas, BRI secara konsolidasian berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp.24,88 triliun atau tumbuh 98,38% yoy dengan total aset meningkat 6,37% yoy menjadi Rp.1.652,84 triliun.

UMKM Tetap Tangguh.

Sentimen ekonomi dan bisnis yang positif pada kuartal II-2022 ini turut menjadi aspek pendorong kinerja BRI. Hasil riset BRI Research Institute menunjukan Indeks Bisnis (IB) UMKM meningkat dari 104,6 pada kuartal I-2022 menjadi 109,4 pada kuartal II-2022.

Baca Juga: Hadirkan Terobosan Pembiayaan Rumah, BRI Raih Dua Penghargaan Sekaligus

Selain itu, Pelaku UMKM yang menjadi responden juga mengaku kondisi ekonomi dan bisnis pada kuartal II-2022 semakin membaik bila dibandingkan kuartal sebelumnya. Kondisi ini tercermin dari Indeks Sentimen Bisnis (ISB) pelaku UMKM kuartal II-2022 yang naik ke level 126,1 dari level 121,5 pada kuartal I-2022.

Hal itu mengindikasikan kondisi ekspansi UMKM berada di level optimistis. Ke depan, Supari mengatakan akan terus meningkatkan penetrasi digital untuk mempermudah akses layanan keuangan di segmen ultra mikro dan mikro.

“Literasi dan inklusi bagi ekosistem Ultra Mikro bukan pekerjaan yang mudah, pemberdayaan digital, dimulai dari inisiatif membiasakan mereka berperilaku cashless merupakan sebuah inovasi pemberdayaan dalam rangka implementasi i4i (innovation for inclusion) bagi UMKM khususnya pelaku usaha Ultra Mikro,” pungkasnya.***

Editor: Iman Fakhrudin

Tags

Terkini

Terpopuler