BERITA DIY - Ketahui kenapa etnis Rohingya Myanmar ditolak oleh mayoritas Buddha. Simak penyebab dan alasan mengungsi.
Rohingya adalah kelompok etnis minoritas yang tinggal di negara bagian Rakhine, Myanmar.
Berdasarkan sejarahnya, kedatangan Rohingya ke Myanmar tak lepas dari Inggris.
Pada saat Inggris menduduki Myanmar, mereka menjanjikan tanah sebagai imabalan atas dukugan perang dunia kedua.
Namun di tahun 1948 ketika Myanmar memperoleh kemerdekaan. Etnis Rohingya tidak diakui keberadaannya secara undang-undang.
Inilah yang menjadi penyebab kenapa etnis Rohingya ditolak dan tidak disukai mayoritas warga Myanmar yang beragama Buddha.
Etnis Rohingya pun tidak mendapatkan kewarganegaraan sehingga tak bisa mengakses berbagai fasilitas dari pemerintah termasuk untuk pendidikan atau kesehatan.
Alasan lain masyarakat Myanmar tidak menyukai Rohingya adalah mereka memiliki ciri fisik yang berbeda dan menganut kepercayaan agama yang tidak sama dengan penduduk mayoritas.
Baca Juga: Israel-Palestina Terkini 2023: Israel Masih Mengintai Rumah Sakit? Begini Kabar Terbaru di Gaza
Penduduk asli Myanmar diketahui memiliki kulit berwarna kuning langsat - sawo matang, bibir tipis, dan mata kecil.
Sedangkan orang Rohingya memiliki ciri fisik kulit gelap, mata bundar, dan hidung bulat.
Sejak tahun 1982 pun etnis Rohingya tidak memiliki kewarganeraan sehingga tak mendapatkan perlindungan dari negara.
Rohingya pun menjadi etnis tanpa kewarganegaraan terbesar di dunia hingga hari ini.
Etnis Rohingya di Myanmar pun melarikan diri keluar dari negara itu karena mengklaim mendapatkan perlakuan buruk.
Orang Rohingya pernah mendapatkan aksi kekerasan besar-besaran pada 25 Agustus 2017 di Rakhine.
PBB pun menyoroti hal ini dan mengaggap bahwa pemerintah yang berkuasa berniat melakukan genosida terhadap Rohingya.
Itulah kenapa etnis Rohingya Myanmar ditolak oleh mayoritas Buddha. Simak penyebab dan alasan mengungsi.***