Network
Pertama yaitu adanya kenaikan suku bunga AS hingga 0,75 persen dari Federal Reserve Board AS.
Hal tersebut dimaksudkan pihak Federal Reserve untuk mengurangi inflasi yang berdampak pada turunnya aktivitas ekonomi serta permintaan minyak mentah.
Faktor selanjutnya yaitu sejumlah negara besar yang menaikkan suku bunga seperti Inggris, Swiss, dan Norwegia diketahui karena kekhawatiran pelaku pasar atas resesi dunia akibat dari kebijakan moneter oleh negara – negara besar.
Terdapat faktir lain terkait permintaan minyak mentah dunia, seperti proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global menjadi 2 juta BOPD dan turun 100 ribu BOPD dibandingkan bulan sebelumnya menurut IEA.
Kemudian juga berakhirnya summer driving season yang menyebabkan penurunan konsumsi BBM di Amerika Serikat.
Selain di Indonesia, kawasan Asia Pasific yang mengalami penurunan juga disebabjkan oleh faktor yang hampir sama seperti kekhawatiran pasar atas permintaan minyak mentah karena turunnya permintaah minyak mentah di China.
China sendiri saat ini tengah memberlakukan kebijakan zero covid dan lockdown di beberapa wilayah.
Itulah informasi tentang harga minyak mentah Indonesia bulan September 2022 mengalami penurunan hingga 86,07 Dolar AS per barel.***
