Namun secara tahunan (year-on-year/yoy), laju inflasi ter akselerasi. Inflasi Juli 2022 tercatat 4,94% yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 4,35% sekaligus jadi yang tertinggi sejak Oktober 2015.
Baca Juga: Ketua DPR RI Minta Pemerintah Siapkan Strategi yang Matang jika PPKM akan Dicabut
Ada tiga faktor yang mempengaruhi inflasi, yaitu harga bahan pokok, transportasi dan konsumsi rumah tangga seperti listrik dan bahan bakar.
“Lebih lanjut kami masih memprediksikan inflasi akan terus naik secara substansi maupun mendasar pada semester ke 2 tahun 2022. Ini lebih disebabkan meningkatnya permintaan ( demand-pull inflation) menyusul dari pelonggaran PPKM yang membuat masyarakat lebih leluasa bergerak dan kecepatan uang berputar,” kata Oce.
Meski trend inflasi diperkirakan akan terus naik, namun pihaknya optimis inflasi akan berada pada 4,60% di akhir tahun, sedikit diatas kisaran Bank Indonesia yaitu 3%+1.
Oce berpendapatan kondisi perekonomian Indonesia masih akan baik. Apalagi jika dibandingkan dengan awal Pandemi.
“Saya rasa tidak akan separah ketika pandemi covid-19. Karena walau melemah namun perbaikan demand tetap ada,” tandas Oce.
Baca Juga: MK Minta UU Omnibus Law Ciptaker Diperbaiki, Puan Maharani: DPR Tunggu Surpres Jokowi
Suplai melimpah
Sementara itu, Direktur Eksekutif Next Policy Fithra Faisal Hastiadi mengungkapkan stok komoditas Indonesia memang dalam kondisi aman.