Tahun 2023 Diprediksi Dihantam Resesi, Berikut Ini E-Commerce No 1 Pilihan Penjual

9 Februari 2023, 07:00 WIB
Diadang isu resesi, mana e-commerce nomor 1 pilihan penjual? /dok. Pexels/Nataliya Vaitkevich

 

BERITA DIY - Pembicaraan mengenai isu resesi yang akan terjadi pada tahun 2023 semakin kerap terdengar. Masalah ekonomi ini melahirkan beragam tantangan di berbagai sektor industri, salah satunya e-commerce.

Demi menaklukkan tantangan global, para pemain utama e-commerce kini mengatur ulang strategi bisnis mereka.

Saat ini, e-commerce bukan hanya jadi tempat berbelanja secara online, tapi juga jadi wadah strategis untuk mendukung para penjual.

Lantas, di tengah situasi ekonomi yang tidak  menentu di tahun 2023 ini, siapa e-commerce no.1 yang paling unggul dan menjadi pilihan favorit penjual?

Baca Juga: Ekonomi Global Menghantui, E-Commerce Apa yang Unggul bagi Pengguna-Penjual?

Selama 2 tahun terakhir, transformasi digital bergerak cepat. Ini ditandai dengan banyak masyarakat  yang beralih ke online, yang juga bersamaan dengan meningkatnya layanan digital yang terintegrasi.

Tidak  terkecuali pada ranah usaha, dimana semakin banyak penjual yang mengoptimalkan ranah digital seperti  platform e-commerce sebagai salah satu strategi utama dalam berjualan.

Kemudahan dan keunggulan  yang ditawarkan platform e-commerce meliputi, fleksibilitas atau kemudahan untuk mengakses kapan saja  dan dimana saja, jangkauan yang luas dan berbagai aspek lainnya mulai dari hulu ke hilir. 

Menurut Riset Katadata Insights Center, sebanyak 77% pelaku usaha menyatakan marketplace membantu memasarkan produk sehingga mereka bisa bertahan dan berjualan di masa pandemi, 72% menyatakan terdapat banyak  program promo, 69% menilai marketplace aman untuk bertransaksi dan 66% mengaku mudah untuk  digunakan.

Baca Juga: Lokasi E-Tilang di Jalan Tol Serta Cara Bayar Tilang Elektronik di Link Resmi dan e-Commerce

Riset Katadata bertajuk ‘MSME Study Report: Peran Marketplace bagi UMKM’ juga mengungkapkan sebanyak 82% pelaku usaha memilih Shopee sebagai marketplace untuk berjualan online, jauh melampaui pemain-pemain e-commerce lainnya, seperti Tokopedia (64%), Bukalapak (28%), Lazada (22%), Blibli (15%) dan lainnya (9%).

Keunggulan dan manfaat langsung yang dirasakan oleh penjual menjadi dasar untuk para e-commerce terus berinovasi dan menggali potensi terhadap aspek-aspek yang dapat mendukung penjual dalam  meningkatkan penjualan.

Adapun indikator konsiderasi penjual meliputi beberapa hal, dimana pada survei  yang sama, ditegaskan bahwa sebagian besar penjual UMKM mulai berjualan di marketplace karena:

  1. Dipertimbangkan karena dirasa praktis dan bisa menjalankan usaha dimana saja (70%).
  2. Menawarkan banyak promo serta gratis ongkir yang dapat menarik konsumen (69%).

Selain faktor tadi, ada pula hal lain yang menjadi indikator konsiderasi penjual. Bukan hanya membahas mengenai medium perpanjangan tangan terhadap konsumen ataupun  kampanye yang dihadirkan setiap bulannya, akan tetapi juga meliputi bantuan dari hulu ke hilir.

Baca Juga: Survei Ipsos Terbaru: Shopee Jadi E-Commerce yang Paling Digunakan Masyarakat pada Q4 2021

Riset dari Katadata Insight Center juga selaras dengan riset Ipsos pada 2022 bertajuk: Persaingan E-Commerce di tengah Kemeriahan Akhir Tahun. Hasil riset ini mengungkapkan 44% responden menilai Shopee sebagai e-commerce yang memiliki peran terbesar dalam penyediaan edukasi, penyaluran dana, dan logistik, diikuti oleh Tokopedia (35%) dan  Lazada (10%).

Selain itu, untuk mencapai kemajuan yang besar dari segi bisnis, tidak sedikit pelaku usaha  yang sudah memperluas jangkauannya ke pasar internasional.

Hal ini terlihat dimana mayoritas pengguna e-commerce (55%) menilai Shopee sebagai platform yang memiliki andil besar dalam membantu UMKM untuk memasarkan produknya secara online dari lokal hingga ke ranah global, jauh melampaui pelaku e-commerce lainnya. 

Cerita pelaku usaha pilih Shopee karena mudah dicairkan

Seperti diketahui, pelaku usaha yang berbisnis memerlukan perputaran modal yang cepat agar nantinya ada kelancaran operasional dan produksi. Ini dialami oleh salah satu penjual online bernama  Ahmad Supriadi. 

Ahmad (22) berhasil membangun bisnis online-nya dengan berjualan kaos dan sweater pria bernama Flower City.

Pria mantan kernet di Bandung ini banting setir berjualan online setelah mendapatkan pinjaman modal sebesar 400 ribu rupiah dari sahabatnya.

Baca Juga: Persaingan Marketplace Kian Memanas, Ini Juara E-Commerce 2021 di Indonesia!

Bagi pengusaha muda seperti Ahmad, perputaran modal merupakan hal paling utama agar dapat terus menjalankan bisnis, mulai dari membayar karyawan, membeli bahan, hingga membiayai  kebutuhan operasional. Perputaran modal dan pencairan dana penjualan yang cepat, menjadi salah satu  alasan Ahmad terus membesarkan dan memusatkan penjualan toko onlinenya. 

“Saya pilih jualan di Shopee karena emang jangkauannya paling luas di Indonesia dan cairin uang  jualannya cepat, rata-rata hanya sehari dan kalau pilih jasa instan bahkan bisa cair dalam waktu hitungan jam saja kalau customer langsung konfirmasi pesanan diterima. Jadi modal juga muternya cepet, enak jualannya,” kata dia.

Ahmad menceritakan bisnis kaos polos miliknya terus menanjak meski sempat turun akibat pandemi Covid-19.

“Waktu awal  pandemi, semua serba susah, orderan semakin berkurang dan uang saya untuk modal juga udah menipis. Dari situ saya sadar, harus mencari cara lain,” kata Ahmad.

Dia berkata, saat memutuskan mulai jualan online, lalu coba pakai semua e-commerce. Tapi, kebanyakan pembeli belanjanya di Shopee.

Baca Juga: Ini Dia Jawara E-Commerce Indonesia Tahun 2021

"Akhirnya saya pilih untuk fokus jualan di Shopee karena memang bagi saya sudah paling enak dan nyaman di situ, terutama aksesnya gampang lewat handphone. Sejak bergabung bersama Shopee, jumlah pesanan saya bisa mencapai lebih dari 2.000 pesanan di hari-hari kampanye besar, dengan jumlah order harian yang stabil," ujarnya.

Shopee rajai fitur interaktif

Berdasarkan riset Ninjavan pada tahun 2022 di Asia Tenggara yang berjudul “Live Selling in Southeast Asia”, Shopee (27%) menjadi platform e commerce yang merajai Live Streaming, unggul dari Facebook (25,5%), lalu TikTok (22,5%) mengikuti di  belakangnya.

Data lainnya dari Snapcart pada Desember 2022 menunjukkan sebanyak 37% responden  mengaku menyukai Shopee Live, diikuti dengan Tiktok (30%), Shopee Video (23%),  Tokopedia Play (7%), dan (1%) untuk BukaLive, LazLive dan LazadaFeed.

Melihat paparan di atas, Shopee  merajai fitur interaktif yang menawarkan peluang baru bagi para penjual. 

Merujuk berbagai faktor yang mempengaruhi konsiderasi penjual saat memilih platform e-commerce untuk  berjualan serta pemaparan di atas tadi. Dapat disimpulkan Shopee masih menjadi platform e-commerce  nomor 1 pilihan penjual untuk berjualan online.

Berdasarkan beberapa riset dan paparan tadi, tak mengherankan bila Shopee menjadi menjadi e-commerce no.1 pilihan bagi penjual.

Data ini juga didukung oleh  hasil riset yang dikeluarkan Ipsos pada awal 2022 terkait Persaingan E-Commerce di Tengah Kemeriahan  Akhir Tahun.

Pada riset Ipsos tersebut, terungkap Shopee masih unggul menduduki peringkat pertama pada dua  indikator yaitu; Indikator pangsa pasar jumlah transaksi (share of order), dimana Shopee juga berhasil  mencatatkan pangsa pasar jumlah transaksi tertinggi dalam tiga bulan transaksi, yakni 41%, diikuti dengan Tokopedia (34%) dan Lazada (16%).

Selain itu, pada Indikator pangsa pasar nilai transaksi, Shopee menduduki peringkat pertama dalam mencatatkan pangsa pasar nilai transaksi terbesar, yaitu 40%, jauh unggul dibandingkan dengan pemain e-commerce lain yaitu Tokopedia (30%) dan Lazada (16%). 

Kita baru memasuki awal tahun 2023, diperkirakan akan ada adu daya tarik dan strategi. Meski di tengah situasi ini, para pemain e-commerce semakin bersemangat dan menggali potensi apa apa saja yang bisa ditawarkan terhadap penjual guna menciptakan ekosistem yang lebih matang. ***

 

Editor: Iman Fakhrudin

Tags

Terkini

Terpopuler