TEKS Khutbah Idul Fitri 10 April 2024 Terbaru NU Tentang Orang Tua Menyentuh Hati Membuat Jamaah Menangis

- 8 April 2024, 15:19 WIB
Ilustrasi - Contoh teks khutbah Idul Fitri 10 April 2024 terbaru NU terbaik, mengharukan tentang orang tua menyentuh hati membuat jamaah menangis.
Ilustrasi - Contoh teks khutbah Idul Fitri 10 April 2024 terbaru NU terbaik, mengharukan tentang orang tua menyentuh hati membuat jamaah menangis. /FREEPIK/wirestock

BERITA DIY - Teks khutbah Idul Fitri 10 April 2024 terbaru NU tentang orang tua menyentuh hati membuat jamaah menangis tersedia di sini.

Tidak terasa, umat muslim diseluruh dunia sebentar lagi akan merayakan Hari Raya Idul Fitri 2024.

Saat Hari Raya Idul Fitri 2024, umat muslim akan melaksanakan sholat ied di pagi hari pada tanggal 1 Syawal 1445 H atau 10 April 2024.

Sholat Ied merupakan ibadah sunnah yang dilaksanakan secara berjamaah dan disertai dengan khutbah.

Baca Juga: Link Download Teks Khutbah Idul Fitri 2024 PDF NU Singkat Padat dan Mengharukan Membuat Jamaah Menangis

Khutbah sholat Idul Fitri 2024 disampaikan dua kali oleh khatib di atas mimbar setelah sholat Ied dilaksanakan.

Terdapat sebagai tema yang bisa dijadikan sebagai materi teks khutbah sholat Idul Fitri 2024, salah satunya adalah tentang orang tua.

Contoh teks khutbah Idul Fitri 2024 tentang orang tua yang dilansir dari laman NU dapat membuat jamaah menangis.

Berikut isi khutbah Idul Fitri 2024 singkat terbaru untuk 10 April 2024 yang menyentuh hati dan mengharukan:

Baca Juga: Contoh Khutbah Idul Fitri 2024 Download PDF Singkat Sedih dan Doa yang Membuat Jamaah Menangis

اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) وَ لِلّٰهِ اْلحَمْدُ

اللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً، لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وَلِلّٰهِ

اَلْحَمْدُ الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ. أَمَّا بَعْدُ .فَيَآأَيُّهَاالمُؤْمِنُوْنَ وَالمُؤْمِناَتِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ . قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ

Maasyiral Muslimin wal Muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Tiada kalimat lain yang paling layak kita ungkapkan pada kesempatan yang mulia ini, selain kalimat Alhamdulillahirabbil alamin, puja dan puji syukur kepada Allah swt Tuhan semesta alam yang telah menganugerahkan nikmat yang tidak bisa kita hitung satu persatu. Di antara nikmat agung itu adalah masih diberinya kita kemampuan untuk menghirup udara dunia sekaligus anugerah umur panjang sehingga kita masih bisa beribadah kepada-Nya serta masih berkesempatan untuk berkumpul bersama orang-orang yang kita cintai di sekeliling kita.

Semua ini adalah nikmat yang agung. Terlebih pada momentum Hari Raya Idul Fitri yang menjadi perayaan kemenangan dan kebahagiaan. Sebuah hari raya di mana takbir, tahmid, dan tahlil berkumandang di berbagai penjuru dunia menandai kembalinya fitrah umat Islam seperti bayi yang terlahir kembali ke dunia ini.

Baca Juga: Link PDF TEKS Khutbah Idul Fitri 10 April 2024 Resmi Kemenag Terbaik Sepanjang Masa Singkat Padat Mengharukan

Maasyiral Muslimin wal Muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Dalam catatan sejarah, awal mula dilaksanakannya hari raya Idul Fitri adalah pada tahun ke-2 Hijriah. Saat itu kaum Muslimin mendapatkan kemenangan besar dalam perang Badar.

Perayaan kemenangan yang diraih umat Islam pada waktu itu, secara tidak langsung merayakan dua kemenangan yakni kemenangan atas telah paripurnanya menjalankan kewajiban puasa di bulan Ramadhan dan kemenangan dalam perang badar.

Dalam tradisi bangsa Indonesia, Hari Raya Idul Fitri terkenal dengan nama Lebaran. Para ahli bahasa menyebut bahwa kata Lebaran salah satunya berasal dari bahasa Jawa yakni ‘lebar’ yang memiliki arti 'selesai'. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri, kata Lebaran dimaknai sebagai hari raya umat Islam yang jatuh pada 1 syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan.

Makna ini selaras dengan kenyataan, bahwa pada hari Lebaran, kita sudah selesai menjalankan kewajiban berpuasa dan mewujudkannya dalam bentuk perayaan kebahagiaan sebagai wujud syukur kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Pada hari ini kita berbahagia bersama dan saling menyampaikan doa dengan berbagai bentuk redaksi seperti: ‘taqabbalallahu minnaa wa minkum’ yang artinya “semoga Allah menerima (amal ibadah Ramadlan) kita”. Dan juga doa “wa ja’alanallaahu wa iyyaakum minal ‘aaidin wal faaiziin’ yang artinya ‘Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang beruntung atau menang.’

Baca Juga: Khutbah Idul Fitri 2024 PDF Singkat Membuat Jemaah Sedih Menyentuh Hati NU Muhammadiyah Tentang Akhir Ramadhan

Sebuah doa yang berisi harapan mendalam agar setelah melaksanakan rangkaian ibadah di bulan Ramadhan ini kita akan benar-benar kembali suci dan beruntung mencapai kemenangan dengan predikat sebagai orang-orang yang bertakwa. Hal ini telah Allah sebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Maasyiral Muslimin wal Muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Kebahagiaan yang kita rasakan ini tentu sangat kurang lengkap jika dirayakan sendiri. Kebahagiaan akan terasa lebih nikmat jika bisa dirayakan dengan berkumpul bersama orang-orang yang kita cintai. Hal inilah yang memunculkan sebuah tradisi ritual di negara kita yakni Mudik.

Sebuah tradisi berisikan kerinduan di tanah rantau untuk pulang melihat kembali tanah kelahiran. Sebuah tradisi luhur untuk kembali lagi berkumpul dengan keluarga, mengingat kembali masa kecil sekaligus bersimpuh sungkem dalam pelukan kedua orang tua.

Mudik juga tidak hanya memiliki dimensi makna sekedar pulang kampung saja. Di dalamnya terkandung dimensi spiritual yang nilainya tidak bisa diukur dengan materi dunia.

Baca Juga: Khutbah Idul Fitri 2024 PDF Singkat Membuat Jemaah Sedih Menyentuh Hati NU Muhammadiyah Tentang Akhir Ramadhan

Jarak jauh melintasi laut dan sungai, medan terjal dan jalan berliku, ditambah waktu, tenaga, serta biaya yang harus dikeluarkan untuk mudik, tidak bisa menghalangi rasa kangen yang membuncah kepada tanah kelahiran.

Teknologi canggih seperti telepon, media sosial, maupun video call juga tidak akan bisa menggantikan kualitas pertemuan langsung dengan sanak kerabat kita di kampung halaman.

Kemewahan perkotaan tak kan bisa menggantikan manisnya kenangan kesederhanaan bersama teman masa kecil yang selalu terbayang jelang lebaran. Berbagai fasilitas di tanah rantau tidak bisa menghalangi pulang kampung menuju ibu pertiwi walau berada di tengah hutan dan pucuk gunung yang tinggi sekalipun.

Kerinduan kepada tanah kelahiran seperti ini juga pernah dirasakan oleh Nabi Muhammad saw seperti yang tersebut dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لِمَكَّةَ : ” مَا أَطْيَبَكِ مِنْ بَلَدٍ وَأَحَبَّكِ إِلَيَّ ، وَلَوْلا أَنَّ قَوْمِي أَخْرَجُونِي مِنْكِ ، مَا سَكَنْتُ غَيْرَكِ

Artinya: “Berkata Rasulullah saw, “Alangkah indahnya dirimu (Makkah). Engkaulah yang paling ku cintai. Seandainya saja dulu penduduk Mekah tidak mengusirku, pasti aku masih tinggal di sini” (HR al-Tirmidzi).

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Maasyiral Muslimin wal Muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Jika kita renungkan lebih mendalam, hakikat mudik adalah kembali ke pangkuan orang tua. Sosok paling berjasa yang telah melahirkan kita ke dunia ini, sosok yang telah menjadi pahlawan kesuksesan kehidupan kita. Janganlah sombong dengan keberhasilan dan apapun yang telah kita raih dalam kehidupan ini.

Baca Juga: TEKS Khutbah Idul Fitri 2024 Singkat Tentang Hakikat Kemenangan Pada Hari Raya untuk NU dan Muhammadiyah PDF

Semua itu tidak akan bisa lepas dari jasa dan doa kedua orang kita. Bagaimanapun kondisi orang tua kita, mereka adalah sosok yang harus kita cintai, hormati, dan patuhi. Mereka adalah jimat kita yang sakral di dunia ini. Karena keridhoan dan keikhlasan orang tua akan menjadi sumber kesuksesan kehidupan kita di dunia. Sebaliknya kemarahan mereka adalah merupakan sebuah kemurkaan dan bencana dalam kehidupan kita.

Rasulullah bersabda:

رِضَى اللهِ فىِ رِضَى الْوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللهِ فِى سُخْطِ الْوَالِدَيْنِ

Artinya: "Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kemurkaan orang tua" Allah swt pun telah mengingatkan kita untuk senantiasa berbuat baik kepada orang tua.

Jangan membentaknya, jangan pernah sekali-kali berkata kasar kepada mereka. Hal ini termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 23:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik”.

Sehingga hadirin rahimakumullah....

Mudik lebaran kali ini bisa menjadi momentum tepat untuk bersimpuh kepada kedua orang tua kita atas segala khilaf dan kesalahan yang selama ini telah diperbuat kepada mereka. Mari kita tancapkan dalam hati kita untuk jangan lagi menyakiti hati dan fisik mereka. Kita perlu sadar bahwa jasa dan perjuangan mereka tidak akan bisa kita balas dan bayar lunas.

Demi Allah... demi Rasulullah... sebanyak apapun yang pernah kita berikan, apa pun yang pernah kita serahkan kepada orang tua kita, tidak akan pernah setimpal dengan perjuangan dan pengorbanan mereka membesarkan kita.

Baca Juga: Khutbah Idul Fitri 2024 Terbaru dan Link PDF-nya Tema Persaudaraan Menyentuh Hati Bisa Membuat Menangis Haru

“Ya Allah, ya Tuhan kami. Anugerahkanlah kasih sayang-Mu pada kedua orang tua kami. Karuniakanlah keberkahan, kesehatan, dan umur panjang kepadanya. Kuatkanlah iman dan Islam mereka serta kekuatan untuk terus membimbing kami. Maafkanlah atas segala kesalahan yang telah kami perbuat kepada mereka. Jadikanlah mereka nantinya ahli surga bersama orang-orang yang Engkau cintai.”

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Maasyiral Muslimin wal Muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Di mudik lebaran kali ini mari kita raih kedua tangannya. Peluk tubuh mereka yang dulu kekar merawat kita namun sekarang sudah mulai lemah termakan usia. Mintalah keridhaan dan keikhlasan dari mereka berdua untuk bekal hidup kita.

Bagi kita yang orang tuanya sudah dipanggil Allah swt, mari kita ziarahi makam mereka. Kunjungi dan bersihkan pusaranya. Kita perlu sadari, bahwa mereka di sana menunggu panjatan doa dari kita.

Mereka pasti akan tersenyum melihat kehadiran dan doa yang kita panjatkan. Dan sebaliknya, mereka pasti akan sangat bersedih ketika kita tidak mendoakannya karena hanya itulah yang mereka harapkan di alam sana.

Ma’asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Selain kepada orang tua, mari juga saling memaafkan dosa dan kesalahan dengan orang-orang yang ada dalam kehidupan kita. Tidak ada manusia yang sempurna. Semua pasti memiliki dosa dan kesalahan kepada sesama.

Baca Juga: Naskah Bacaan Khutbah Sholat Jumat RAMADHAN, Meraih Keberkahan Malam Lailatul Qadar di Bulan Ramadhan

Sehingga lebaran menjadi salah satu momentum tepat untuk saling memaafkan. Semoga lah semua dosa kita kepada Allah, orang tua dan kepada sesama akan diampuni sehingga kita akan menjadi insan yang kembali suci mendapatkan kemenangan. Aamiin

جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ، وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ، اَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ الله لِى وَلَكُمْ، وَلِوَالِدَيْنَا وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Wallahu a'lam bishawab.

Demikian informasi mengenai teks khutbah Idul Fitri 10 April 2024 terbaru NU tentang orang tua menyentuh hati membuat jamaah menangis.***

Editor: Muhammad Suria


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah