"Man fariha bidukhuli romadhon harroma Allahu jasadahu 'alan-niran."
Yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia:
"Barangsiapa yang berbahagia dengan kedatangan bulan Ramadan, maka Allah akan mengharamkan tubuhnya dari api neraka."
Lafadz ini menekankan pentingnya menyambut bulan Ramadhan dengan rasa bahagia dan gembira.
Keberkahan dan rahmat Allah yang dilimpahkan pada bulan ini menjadikan Ramadhan sebagai waktu yang tepat untuk merefleksikan diri, memperbanyak ibadah, serta memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah lalu.
Dalam kajian ilmu hadits, keabsahan sebuah hadits sangat ditentukan oleh sanad atau rantai periwayatannya dan matannya atau isi dari hadits tersebut.
Berdasarkan ulasan dari beberapa ahli hadits, hadits "fariha bidukhuli romadhon" ini tidak ditemukan dalam kitab-kitab hadits utama dan tidak memiliki sanad yang jelas, sehingga statusnya diragukan.
Kitab Durratun Nashihin, yang disebut-sebut sebagai sumber hadits ini, diketahui mengandung beberapa hadits yang statusnya dipertanyakan oleh para ulama hadits.
Walaupun hadits ini diragukan keabsahannya, semangat yang terkandung di dalamnya untuk menyambut Ramadhan dengan kebahagiaan sejatinya adalah sesuatu yang positif dan didorong dalam Islam.