Tradisi Rebo Wekasan Berasal dari Daerah Mana? Apa Tujuan Rabu Wekasan? Ini Larangan di Malam Rebo Wekasan

- 12 September 2023, 16:10 WIB
Ilustrasi - Tradisi Rebo Wekasan berasal dari daerah mana, apa tujuan Rabu Wekasan, dan larangan di malam Rebo Wekasan.
Ilustrasi - Tradisi Rebo Wekasan berasal dari daerah mana, apa tujuan Rabu Wekasan, dan larangan di malam Rebo Wekasan. /Pexels/Faruk-Tokluoglu

BERITA DIY - Berikut informasi tradisi Rebo Wekasan berasal dari daerah mana, apa tujuan Rabu Wekasan, dan larangan di malam Rebo Wekasan.

Rebo Wekasan, Rebo Pungkasan, atau Rabu Pungkasan adalah sebuah tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat Indonesia terutama suku Jawa, Sunda, dan Madura.

Rebo Wekasan dilaksanakan setiap hari Rabu terakhir di bulan Safar. Pada tahun 2023, Rebo Wekasan jatuh pada tanggal 13 September besok.

Setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam melaksanakan tradisi Rebo Wekasan. Di Jogja Rebo Wekasan kerap digelar tempuran Kali Opak dan Kali Gajahwong yang beralokasi di Desa Wonokromo, Pleret, Bantul.

Baca Juga: Larangan Rebo Wekasan 2023, Pantangan Apa Rabu Wekasan Boleh Keluar Rumah? Ini Waktu Terbaik Sholat Tolak Bala

Sementara di Banten dan Tasikmalaya tradisi Rebo Wekasan digelar dengan melaksanakan shalat khsusu pada pagi hari tepat pada Rabu terakhir bulan safar.

Sejarah Rebo Wekasan

Hingga kini banyak beredar versi sejarah Rebo Wekasan yang membuat tradisi ini berasal dari mana sulit dipastikan kebenarannya.

Hampir sama dengan tata cara pelaksanaanya yang beragam, sejarah asal mula tradiri Rebo Wekasan di setiap daerah pun memiliki cerita yang berbeda.

Sejarah Rebo Wekasan di Jogja diketakan sudah ada sejak 1784. Menurut berbagai sumber, pada saat itu hidup seorang kyai bernama Mbah Faqih Usman yang mempunyai kelebihan ilmu yang sangat baik di bidang agama maupun bidang ketabiban atau penyembuhan penyakit.

Baca Juga: Bacaan Niat Sholat Tolak Bala Rebo Wekasan NU Bahasa Indonesia dan Tata Cara Salat Lidaf'il Bala Lengkap Doa

Masyarakat Wonokromo pada waktu itu meyakini bahwa Mbah Faqih Usman mampu menyembuhkan berbagai penyakit dengan cara disuwuk yakni dibacakan ayat-ayat AI-Qur'an pada segelas air yang kemudian diminumkan kepada pasiennya.

Kehebatan Mbah Faqih Usman dalam menyembuhkan penyakit membuat Sri Sultan HB I tertarik dengan dirinya. HB I pun mengirim utusan untuk menjemput sang kyai ke Kraton Ngayogyakarta.

Tujuan Rabu Wekasan

Meski tradisi Rabu Wekasan dilakukan secara berbeda tetapi tujuan pelaksanaannya sama, yakni agar terhindar dari musibah dan bala.

Masyarakat mempercayai bahwa pada bulan Safar banyak bala ke muka bumi dan puncaknya adalah hari Rabu terakhir bulan Safar.

Baca Juga: Doa Niat Sholat Tolak Bala, Tata Cara Mengerjakan Lidaf'il Bala Saat Rebo Wekasan

Maka dari itu banyak masyakarat yang masih mempertahankan tradisi Rebo Wekasan sebagai sarana tolak bala.

Larangan Rebo Wekasan

Masyarakar mempercayai hari Rabu terakhir bulan Safar atau Rebo Weksan adalah hari yang penuh bala dan musibah.

Oleh sebab itu banyak larangan Rebo Wekasan yang tidak boleh dilanggar apabila tidak ingin mendapatkan kesialan.

Beberapa larangan Rebo Wekasan yang masih berkembang di tengah masyarakat di antaranya:

Baca Juga: Tata Cara Sholat Tolak Bala Rebo Wekasan Lidafil Bala dan Bacaan Doa Tolak Bala Lengkap Arab dan Latin

1. Larangan menikah. Sebagai besar masyarakat yang mempercayai Rebo Wekasan meyakini pernikahan yang diadakan pada hari Rabu terakhir bulan Safar akan berujung ketidak langgengan dan perceraian.

2. Larangan keluar rumah. Mitos yang berkembang menyebut keluar rumah pada Rebo Wekasan dapat mendatangkan musibah seperti kecelakaan dan hal buruk lainnya.

3. Mendatangan musibah. Rebo Wekasan dianggap sebagai hari di mana bala musibah diturunkan untuk satu tahun ke depan.

Sebagai umat Muslim yang beriman, ketika Rebo Wekasan bisa memperbanyak doa dan dzikir kepada Allah SWT untuk memohon perlindungan dari bencana serta musibah.

Baca Juga: Amalan Rebo Wekasan Hari Rabu Terakhir Bulan Safar, Bacaan Doa Tolak Bala dan Tata Cara Sholat Lidaf'il Bala

Dalam ajaran agama Islam ada sejumlah doa memohon perlindungan dan pertolongan dari Allah SWT yang bisa diamalkan agar selalu dalam lindunganNYA.

Berikut bacaan doa memohon perlidungan dan keselamatan dari Allah SWT:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَىَّ

Bacaan latin: Allahumma inni a-'udzu bika an adhilla aw udholla, aw azilla aw uzalla, aw azhlima aw uzhlama, aw ajhala aw yujhala 'alayya.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu, janganlah sampai aku tersesat atau disesatkan (syaitan atau orang jahat), tergelincir atau digelincirkan orang lain, menganiaya atau dianiaya orang lain, dan berbuat bodoh atau dibodohi orang lain." (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi).

Baca Juga: Rebo Wekasan Baca Apa, Kapan Pelaksanaan Shalat Rebo Wekasan? Doa Rabu Akhir di Bulan Safar

Demikian informasi tradisi Rebo Wekasan berasal dari daerah mana, apa tujuan Rabu Wekasan, dan larangan di malam Rebo Wekasan.***

Editor: Bagus Aryo Wicaksono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x