Pria: selop polos, kain batik prada bermotif sidoasih, sidoluhur, sidomukti, parangkusuma, semen rama, truntum, atau udan riris. Sabuk (lonthong), ikat pinggang (kamus) dan timang kreteb (pengencang kamus), surjan sutra bermotif daun atau bunga, keris, kuluk kanigara berwarna hitam.
Perhiasan yang dipakai : karset, bros, rantai, oncen (reroncen), kolang keris.
Wanita: selop polos atau bersulam motif flora, kain batik prada bermotif sidomukti, sidoasih, semen rama, udan riris, parangkusuma atau nitik (sama dengan pengantin pria), kebaya panjang sutra, baju tanpa kuthu baru, dan aksesoris bros 3 buah.
Perhiasan yang dipakai: giwang, kalung, gelang, dan cincin. Pakaian corak Kesatrian Ageng awalnya dikenakan pada perjamuan tertentu, misalnya upacara malam selikuran, tetapi berkembang kemudian dipakai sebagai pakaian pengantin.
13. Yogya Putri
Pria: selop dengan bordir, kain batik prada dengan motif sidomukti, sidoluhur, sidoasih, parangkusuma, atau semen rama, sabuk (lonthong), ikat pinggang bordir (kamus bludiran), timang kreteb, bara, kuluk kanigara, dan keris dengan rangkaian bunga sritaman.
Perhiasan yang dipakai: karset, bros, cincin, dan rantai jam.
Wanita: selop dengan hiasan mote, kain batik tulis prada bermotif sidoasih, sidomukti, semen rama, udan riris, parangkusuma, atau nitik (sama dengan pengantin pria), kebaya blenggen (baju panjang bersulam emas ditepinya) berwarna merah, biru tua, atau hijau tua. Aksesoris bros 3 buah.
Perhiasan yang dipakai: kalung, gelang dan cincin. Pakaian Yogya Putri disebut juga Busana Agustusan, yang dipakai putra-putri Sultan pada waktu menghadap Gubernur pada bulan Agustus. Selanjutnya pakaian ini digunakan untuk busana pengantin.