Selain dilaksanakan untuk mengangkat dukun dan tabib, upacara ini bermakna mendalam sebagai rasa syukur kepada Tuhan dan terus senantiasa untuk menjaga alam.
Upacara Yadnya Kasada kabarnya akan terbuka untuk umum tidak terikat suku dan agama manapun. Semua orang boleh untuk mengikuti serangkaian upacara ini. Masyarakat Tengger juga berkeyakinan nikmat atau berkah itu adalah milik semua orang bukan hanya masyarakat Tengger sendiri.
Lantas, dari mana asal mula Upacara Yadnya Kasada yang dilakukan oleh masyarakat Tengger ini? Simak penjelasannya di bawah ini.
Baca Juga: Mengenal Gunung Semeru yang Erupsi: Ada Puncak Mahameru, Bromo, Ranu Kumbolo, dan Letaknya di Mana
Sejarah dan Legenda Upacara Yadnya Kasada
Legenda yang tersebar ke masyarakat menyatakan Tengger berasal dari gabungan nama dua leluhur mereka Rara Anteng (Teng), putri raja Brawijaya, dan Joko Seger (Ger), putra seorang Brahmana Kediri.
Keduanya menikah dan hidup di sekitar wilayah Penanjakan, tak jauh dari Gunung Bromo. Tapi mereka tak punya anak untuk waktu lama. Hingga akhirnya mereka berdoa kepada Sang Hyang Widhi Wasa.
Rara Anteng dan Joko Seger berjanji jika punya anak, salah satu anaknya akan dikorbankan. Tak lama kemudian, Rara Anteng hamil dan melahirkan.