Bekal ini harus diperoleh dengan cara yang benar, diperoleh dengan berlandaskan pada Dharma dan juga digunakan untuk Dharma.
Baca Juga: Apa Itu Catur Asrama dalam Agama Hindu dan Hubungannya dengan Catur Purusa Artha serta Catur Warna
Ketika Artha ini kita peroleh dengan cara yang tidak benar, tidak sesuai dengan tuntunan kitab suci, maka semua itu akan sia sia.
Mereka yang bertindak dengan tidak mengindahkan pedoman pedoman kitab suci (aturan), bertindak semata – mata hanya untuk memenuhi keinginan (nafsu) semata, maka ia tidak akan pernah mencapai kesempurnaan, kebahagiaan maupun tujuannya yang tertinggi (Bg 16.23).
3. Kama
Setelah melewati tangga Artha dengan berlandaskan Dharma, barulah manusia dapat memenuhi Kama. Kama adalah sifat alamiah setiap makhluk hidup yang dibawanya sejak lahir.
Kama-lah yang membuat mereka berbuat agar bisa hidup, tumbuh, dan berkembang. Tak ada satu perbuatan pun di dunia ini nampaknya dilaksanakan oleh seseorang yang bebas dari keinginan, karena apapun yang dilakukan manusia didorong oleh keinginan (Md 2.4).
Baca Juga: Apa Itu Tumpek Landep? Tradisi Umat Agama Hindu yang Terus Lestari hingga Kini
Kama dapat mengantarkan seseorang pada kemuliaan yang paling tinggi, dan kama juga dapat membawa seseorang pada jurang kenistaan yang paling dalam.