Teks Khutbah Jumat Singkat dari NU Bulan Muharram, Meneladani Ikhitar dan Kepasrahan Nabi Musa

- 25 Agustus 2022, 19:50 WIB
Ilustrasi. Teks khutbah Jumat NU singkat untuk Jumat terakhir bulan Muharram, tentang kisah Nabi Musa.
Ilustrasi. Teks khutbah Jumat NU singkat untuk Jumat terakhir bulan Muharram, tentang kisah Nabi Musa. /PIXABAY/Makalu

Pada saat inilah, tawakkal Nabi Musa berada di puncak tawakkal. Pada akhirnya Allah memerintahkan Musa memukulkan tongkatnya. Tongkat yang dibawa Musa adalah tongkat yang biasa membantunya dalam perjalanan. Tongkat yang ia pegang juga biasa ia buat untuk mengembala kambing. Artinya tongkat ini bukan tongkat istimewa.

Baca Juga: Contoh Khutbah Jumat Singkat Tema HUT Kemerdekaan RI Ke-77: Memunculkan Makna Penting Nilai Kepribadian Bangsa

Lalu bagaimana tongkatnya bisa membelah lautan? Karena Allah yang memerintahkan. Tongkat yang semula tidak hebat, bisa berubah menjadi hebat. Lautan, yang secara normal jika dilewati tanpa menggunakan kendaraan khusus, akan tenggelam. Namun Allah berkehendak lain.

Ketika tongkat yang biasa dibuat mengembala kambing milik Musa dipukulkan ke laut, laut pun menjadi terbelah. Bisa dilewati Musa dan Bani Israil. Dan anehnya, saat Fir’au dan pasukannya ingin menyusul melewati lautan itu, ketika di tengah-tengah, Allah berubah menenggelamkan mereka sedangkan Musa dan kaumnya semuanya selamat.

Hadirin yang Dirahmati Allah

Kekuatan tubuh Nabi Musa, selain sudah terbukti ketika ia meninju sekali saja kepada seseorang langsung wafat, juga terbukti ketika menemukan dua gadis yang sedang menggembala kambing dan kemudian menolongnya dengan cara mengangkatkan bongkahan batu yang sangat besar. Di balik bongkahan batu yang sangat besar tersebut terdapat dua belas mata air yang cukup dibuat minum 12 kelompok kambing dari 12 pengembala yang sebelumnya hanya antre untuk mendapatkan air lewat satu mata air.

Baca Juga: Khutbah Jumat NU Terbaru di Bulan Muharram Lengkap dengan Doa: Menjaga Keistiqomahan demi Masa Depan

Kekuatan Nabi Musa yang kuat seperti ini diakui oleh putri Nabi Syuaib. Dalam Al-Qur’an dikatakan:


قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ


Artinya: Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata: Wahai ayahku! Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita). Sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya. (QS Al-Qashash: 26)

Halaman:

Editor: Arfrian Rahmanta

Sumber: NU Online Jatim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah