Salman Rushdie adalah sastrawan yang menerbitkan pernah menulis buku kontroversial berjudul The Satanic Verses atau Ayat-ayat Setan.
Kontroversial karena buku The Satanic Verses dianggap menghina Nabi Muhammad SAW, menistakan agama Islam.
Dalam The Satanic Verses, Rushdie dianggap menentang paham ortodoksi Islam. Di mana, ia memfiksikan Nabi Muhammad dengan karakter bernama Mahound, Malaikat Jibril dengan Gibreel Farishta, yang menerima "wahyu" bukan dari Tuhan, melainkan melalui bisikan Gibreel.
Oleh karena itu, Rushdie menarik kesimpulan bahwa Al Quran adalah fiksi ketimbang pewahyuan. Dan Islam, sebagai agama yang berlandaskan Al Quran dinilainya sebagai kesalahan.
Lantas, The Satanic Verses ditentang penerbitannya di sejumlah negara dengan mayoritas penduduk agama Islam.
Baca Juga: Profil dan Biodata Alina Kabaeva yang Dikabarkan Hamil Anak dari Presiden Rusia Vladimir Putin
Seperti Iran yang melarang buku Ayat-ayat Setan sejak 1988. Kemudian, 1989 mantan pemimpin Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa memerintahkan Rushdie dibunuh.
Hingga, Khomeini menawarkan imbalan 3 juta dolar AS bagi mereka yang berhasil membunuh Salman Rushdie.
Usai fatwa Khomeini terbit, Salman Rushdie mengasingkan diri bertahun-tahun di bawah program perlindungan pemerintah Inggris dan kemudian Amerika Serikat sejak 2016.
Kendati fatwa untuk membunuh Salman Rushdie sudah tidak diakui lagi oleh pemerintah Iran, sentimen anti Salman Rushdie masih banyak dianut oleh banyak organisasi di Iran.