Network
BERITA DIY - Ketahui mitos-mitos apa saja tentang Idul Adha. Berikut jawaban dari hukum memotong rambut dan menggunting kuku selengkapnya.
Jelan Hari Raya Idul Adha 1443 H 10 Dzulhijjah yang jatuh pada 9 Juli 2022 mendatang, bertebaran mitos-mitos mengenai beberapa kegiatan yang tidak boleh dilakukan.
Hukum menggunting kuku dan memotong rambut pun turut dipertanyakan hukumnya apakah diperbolehkan atau dilarang.
Tak jarang banyak yang kemudian melarang tanpa adanya dasar dalil yang jelas. Untuk itu berikut penjelasan selengkapnya.
Terkait hukum memotong rambut dan menggunting kuku, Rasulullah SAW pernah bersabda,
Apabila sepuluh hari pertama Dzulhijjah telah masuk dan seorang di antara kamu hendak berkurban, maka janganlah menyentuh rambut dan kulit sedikitpun, sampai (selesai) berkurban." (HR Ibnu Majah, Ahmad, dan lain-lain).
Dari hadits ini kemudian lahir dua pendapat berbeda dari para ulama. Terdapat ulama yang menyatakan bahwa hadits tersebut merupakan larangan.
1. Pendapat pertama
Ulama hadits bermazhab Hanbaliy menyatakan jika hukum menjaga diri dengan tidak memotong kuku dan mencukur rambut adalah hal yang wajib bagi orang yang akan berkurban, terhitung sejak bulan dzulhijjah hingga selesai proses penyembelihan hewan kurban.
Sehingga memotong rambut dan menggunting kuku bagi orang-orang yang hendak berkurban menjadi tidak diperbolehkan.
Baca Juga: Idul Adha 2021: Berapa Jumlah Daging Hewan Kurban yang Diterima Shohibiul Qurban di Hari Raya?
2. Pendapat kedua
Ulama yang lainya memaknai hadits ini bukanlah sebuah larangan bagi orang yang akan berkurban (al-mudhahhi) melainkan hewan kurban (al-mudhahha).
Sehingga orang yang hendak berkurban boleh saja memotong rambut dan menggunting kuku mereka.
Sehingga menggunting kuku atau memotong rabut saat Idul Adha bukanlah sebuah mitos melainkan terdapat perbedaan pendapat di antara keduanya.
Demikian informasi mengenai mitos tentang Idul Adha. Berikut jawaban dari hukum memotong rambut dan menggunting kuku menurut dua pendapat ulama.***
