Teks Khutbah Jumat Terakhir Bulan Ramadhan 2022 tentang Mengisi Akhir Ramadhan dengan Ibadah Terbaik

- 28 April 2022, 18:30 WIB
Ilustrasi Khutbah, contoh teks khutbah Jumat terakhir di bulan Ramadhan 2022 dengan tema mengisi akhir Ramadhan dengan ibadah terbaik, lengkap doa.
Ilustrasi Khutbah, contoh teks khutbah Jumat terakhir di bulan Ramadhan 2022 dengan tema mengisi akhir Ramadhan dengan ibadah terbaik, lengkap doa. /Pixabay/@Konevi

BERITA DIY - Berikut contoh teks khutbah Jumat terakhir di bulan Ramadhan 2022 dengan tema mengisi akhir Ramadhan dengan ibadah terbaik, lengkap doa.

Umat Muslim di Indonesia telah memasuki hari ke 26 di bulan Ramadhan 2022, itu artinya Ramadhan tahun ini akan segera meninggalkan kita.

Pada minggu ke empat bulan Ramadhan kali ini, umat Muslim juga akan melaksanakan Jumat terakhir di bulan Ramadhan 2022 kali ini, karena Jumat depan sudah masuk kedalam bulan Syawal.

Akan tetapi semangat beribadah yang kita lakukan di hari-hari bulan Ramadhan ini hendaknya terus dijaga selama akhir Ramadhan.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Terakhir Sebelum Lebaran 2022 Singkat tentang Hikmah Dirahasiakannya Malam Lailatul Qadar

Kita juga harus senantiasa meningkatkan semangat berbuat kebaikan dengan mengisi akhir Ramadhan dengan ibadah terbaik.

Bagi yang ingin menyampaikan ceramah Jumat terakhir di bulan Ramadhan 2022, tulisan ini menampilkan contoh teks khutbah Jumat terakhir di bulan Ramadhan 2022 tentang mengisi akhir Ramadhan dengan Ibadah Terbaik.

Khutbah Jumat terakhir di bulan Ramadhan tentang mengisi akhir Ramadhan dengan ibadah terbaik ini diambil dari jatim.nu.or.id.

Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Idul Fitri: Singkat dan Padat tentang Mendapatkan Ridha Allah di Hari yang Fitri

Khutbah Pertama

    بسم الله الرحمن الرحيم اَلْحَمْدُ للهْ، اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، الَّذِيْ أَكْمَلَ لَنَا الدِّيْنَ، وَأَتَمَّ لَنَا النِّعْمَةَ وَرَضِيَ لَنَا الْإِسْلَامَ دِيْنًا. تَفَضَّلَ عَلَيْنَا بِمَنِّهِ وَكَرَمِهِ وَلُطْفِهِ، أُسَبِّحُ لَهُ سُبْحَانَهُ، رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ وَكِيْلٌ، يُعِزُّ بَعْضَنَا وَيُذِلُّ بَعْضَنَا، إِلَهٌ كَرِيْمٌ وَاحِدٌ، جَلِيْلٌ مُنَزَّهٌ عَنِ الشَّبِيْهِ وَالشَّرِيْكِ وَالْمُمَاثِلِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً تُنْجِيْ قَائِلَهَا يَوْمَ لَا يَنْفَعُ لَهُ مَالٌ وَلاَ بَنُوْنٌ إِلَّا مَنْ أَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا وَشَفِيْعَنَا وَقُدْوَتَنَا مُحَمَّدًا ﷺ عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ. صَلِّ اللَّهُمَّ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَاعْفُ عَنَّا مَعَهُمْ بِعَفْوِكَ وَكَرَمِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. أما بعد فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ  قَالَ اللهُ تَعَالَى فِىْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

Jamaah yang Dirahmati Allah

Berkat tempaan tiga pekan selama Ramadhan, kita memiliki semangat untuk terus beribadah dan meningkatkan takwallah. Yakni kian mempunyai tekad untuk terus melaksanakan perintah dan menjauhi yang dilarang. Semoga dengan sisa sepekan ini, takwallah tersebut akan terus mengalami peningkatan, amin ya rabbal alamin.

Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Idul Fitri: Singkat dan Padat tentang Mendapatkan Ridha Allah di Hari yang Fitri

Hadirin yang Berbahagia

Kita sekarang sudah memasuki bagian-bagian akhir pada bulan Ramadhan. Kita perlu mengoreksi diri sendiri sebagai bahan evaluasi. Mulai awal Ramadhan kemarin sampai hari ini: apakah kualitas dan kuantitas ibadah sudah sesuai yang diharapkan? Apabila sudah, mari jaga sekuat tenaga hingga akhir Ramadhan. Jika belum sesuai dengan harapan, mari tingkatkan dengan sebaik-baiknya. Karena setiap amal tergantung dengan endingnya.

Seperti orang yang sedang membangun rumah, fisiknya sudah 70 persen. Bagaimana yang 30 persen sisanya? Ini sangat menentukan. Kalau finishingnya bagus, akan jadi rumah yang indah, tapi jika sentuhan akhirnya dikerjakan secara asal-asalan, tentu rumah yang dibangun dengan permulaan susah payah, hanya akan mendapatkan nilai buruk hanya masalah 30 persen yang akhir adalah buruk.  

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Lengkap dengan Doanya: Sabar Menjalani Ibadah Ramadan 2022 di Masa Pandemi

Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan pada pekan terakhir bulan Ramadhan ini. Di antaranya bahwa Allah menciptakan umat Muhammad penuh dengan keistimewaan. Sebagian keistimewaannya adalah Allah menciptakan umat Muhammad sebagai umat yang lahir di muka bumi ini pada bagian paling akhir. Mengapa? Karena apabila ada umat Muhammad yang menjadi seorang pendosa, seumpama ia mati, di kuburan disiksa tidak terlalu lama lagi kiamat akan datang, ia akan dientaskan dari siksaan kubur. Jika dalam keadaan membawa iman, ia akan berpeluang besar mendapatkan syafaat Rasulullah SAW.

Nabi bersabda:

 شَفَاعَتِيْ لِاَهْلِ الْكَبَائِرِ مِنْ اُمَّتِىْ

Artinya: Syafaatku untuk para pendosa besar dari umatku. (HR Abu Dawud dan At- Tirmidzi).

Ada keutamaan lain, umat Muhammad tidak diciptakan oleh Allah dengan umur yang panjang, 500 tahun, 700 tahun dan lain sebagai. Umur umat Muhammad rata-rata antara 60 sampai 70 tahun. Hal ini sebutkan dalam hadits Nabi:

Baca Juga: Khutbah Sholat Jumat Tentang Hari Nisfu Syaban 2022 Lengkap dengan Khutbah Pertama dan Kedua

   أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ، وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ.

Artinya: Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun. Sedikit di antara mereka yang melewati usia tersebut. (HR At-Tirmidzi).

Umur yang pendek ini di antara hikmahnya adalah supaya umat Muhammad tidak capek-capek beribadah yang panjang. Umat Muhammad diberi oleh Allah umur yang pendek, namun dalam pendeknya umur, Allah memberikan peluang lailatul qadar sehingga apabila bisa digunakan dengan baik, hal tersebut lebih baik daripada seribu bulan atau 83 tahun lebih. Maka, seumpama ada umat Muhammad mulai baligh sekitar umur 13 tahun, setiap tahun bisa menggunakan laitalul qadar dengan sebaik mungkin, sedangkan umurnya sampai 63 tahun, berarti telah menjalankan ibadah lebih baik dari 4.500 tahun yang tidak ada lailatul qadarnya. Betapa Allah sungguh memuliakan umat Muhammad dibandingkan umat yang lain.  

Lailatul qadar tidak bisa dipastikan jatuhnya kapan. Bisa pada awal Ramadhan, tengah ataupun di bagian akhir Ramadhan. Hal ini tidak dijelaskan secara pasti supaya kita mau menjaring terus menerus. Dengan begitu, selama Ramadhan kita berusaha memenuhinya dengan aneka ibadah. Hanya saja, secara umum memang lailatul qadar banyak yang jatuh pada kisaran 10 hari terakhir bulan Ramadhan.  

Baca Juga: Penjelasan Hadits Berpuasa Tapi Hanya Mendapat Lapar dan Haus Saja, Cocok untuk Kultum atau Khutbah Ramadhan

Rasulullah begitu tampak sikapnya bagaimana memenuhi sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Di antaranya Rasulullah telah memberikan contoh kepada kita melalui hadits yang diriwayatkan oleh istrinya Aisyah radliyallahu anha sebagai berikut:

   كانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ العَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

Artinya: Nabi SAW ketika memasuki sepuluh hari terakhir mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya. (HR Bukhari Muslim).

Pengertian 'mengencangkan sarungnya', sebagaimana disebutkan Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam tafsirnya Fathul Bari adalah Rasulullah SAW memisahkan diri dari istrinya, tidak menggauli istri beliau selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah lebih fokus ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Taala.    

Baca Juga: Khutbah Jumat Minggu ke 2 dan Akhir Ramadhan Terbaik Menyentuh Hati Link PDF: Pahami Makna Puasa

Hadits tersebut terkandung maksud bahwa cara Rasulullah menghidupkan lailatul qadar adalah dengan tidak menjadikan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan tersebut sebagai momen bermalas-malasan dan sarat tidur. Orang tidur sama dengan mati, maka lawan katanya adalah menghidupkan. Rasulullah menghidupkan malam dengan terjaga, beribadah, tidak mengisinya dengan tidur.    

Selain itu, Nabi Muhammad juga memperhatikan masalah ibadah keluarganya. Yakni tidak ibadah sendirian, sedangkan keluarga yang lain santai-santai, tidak. Rasulullah membangunkan keluarganya untuk beribadah malam, bersujud kepada Allah Subhanahu Wa Taala.

Hadirin Rahimakumullah

Amalan lain yang selalu dilakukan oleh Rasulullah pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan adalah i'tikaf. Kisah ini diceritakan oleh Sayyidatina Aisyah Radliyallahu Anha:

Baca Juga: Contoh Khutbah Sholat Jumat Menyambut Syaban 1443 H, Ceramah Indah dan Singkat

    أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانَ يَعْتَكِفُ العَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ  

Artinya: Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW i'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sampai beliau dipanggil oleh Allah Subhanahu Wa Taala kemudian istri-istri beliau i'tikaf setelah beliau kembali ke rahmatullah. (HR Bukhari) .

Sebagaimana kita ketahui bahwa i’tikaf hukumnya adalah sunah, namun pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan hukumnya lebih sunah atau sunah muakkadah atau sunah yang sangat kuat. (An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzab, juz 6, halaman: 375).

Jamaah yang Dirahmati Allah

Pada akhirnya, dalam khutbah ini, saya mengajak kepada para hadirin dan diri sendiri untuk bersungguh-sungguh memenuhi puasa Ramadhan dan beribadah malamnya dengan sebaik mungkin. Semoga kita dan keluarga senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah Subhanahu Wa Taala untuk menjalankan ketaatan-ketaatan yang pada akhirnya kelak kita meninggalkan dunia ini dalam keadaan husnul khatiman, amin.

Halaman:

Editor: Bagus Aryo Wicaksono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x