Teks Pidato Acara Peringatan Nuzulul Quran Tentang Sejarah Diturunkannya Al-Quran dari Lauhul Mahfud

- 17 April 2022, 14:00 WIB
Ilustrasi - Teks pidato untuk acara peringatan Nuzulul Quran yang jatuh pada Senin, 18 April 2022.
Ilustrasi - Teks pidato untuk acara peringatan Nuzulul Quran yang jatuh pada Senin, 18 April 2022. /PIXABAY/@imenbonoise
BERITA DIY – Berikut merupakan teks pidato untuk acara peringatan Nuzulul Quran tentang sejarah diturunkannya Al-Quran dari Lauhul Mahfud. 
 
Peristiwa Nuzulul Quran terjadi setiap malam 17 Ramadhan dan tahun 2022 ini, malam Nuzulul Quran jatuh pada Senin, 18 April 2022.
 
Nuzulul Quran merupakan peristiwa di mana Al-quran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril.
 
 
Nuzulul Quran akan diperingati oleh umat muslim dengan tujuan untuk menghormati dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di Al-quran untuk kehidupan sehari-hari.
 
Ketika malam Nuzulul Quran tiba, sering kali diadakan tadarusan membaca Al-quran atau pidato untuk menyambut Nuzulul Quran.
 
Berikut teks pidato untuk acara peringatan Nuzulul Quran dikutip dari situs sumsel.kemenag.go.id.
 
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
 
Saudaraku! Setiap tahun, dan tepatnya di bulan suci Ramadhan ini, banyak dari umat Islam di sekitar Anda merayakan dan memperingati suatu kejadian bersejarah yang telah merubah arah sejarah umat manusia. Dan mungkin juga Anda termasuk yang turut serta merayakan dan memperingati kejadian itu. Tahukah anda sejarah apakah yang saya maksudkan?
 
 
Kejadian sejarah itu adalah Nuzul Quran; diturunkannya Al-quran secara utuh dari Lauhul Mahfud di langit ketujuh, ke Baitul Izzah di langit dunia sesuai dengan Firman Allah SWT. 
 
“Bulan Ramadhan, bulan yang di padanya diturunkan (permulaan) Al-quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (Qs. Al Baqarah: 185)
 
Peringatan terhadap turunnya Al-quran diwujudkan oleh masyarakat dalam berbagai acara, ada yang dengan mengadakan pengajian umum. Dari mereka ada yang merayakannya dengan pertunjukan pentas seni, semisal qasidah, anasyid, dan lainnya.
 
 
Mari saya mengajak diri saya sendiri terlebih dahulu dan umat Islam lainnya untuk senantiasa kita membaca dan mempelajari Al-quran. Membaca dan mempelajari Al-quran harus dijadikan tradisi oleh masing-masing keluarga Islam di muka bumi ini.
 
Mengapa kita harus membudayakan membaca dan mempelajari Al-Quran? 
 
Al-Quran yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad memang diperuntukkan kepada manusia agar dia mendapat rahmat dan kegembiraan dari Allah SWT.
 
Membicarakan tentang Nuzulul Quran (turunnya Al-quran) maka pasti tidak akan lepas pula membicarakan soal Lailatul Qadar dan Bulan Ramadhan. Karena memang antara ketiga hal tersebut terdapat hubungan yang saling kait mengkait.
 
 
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Qadr ayat 1 yang artinya, 
 
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-quran) pada malam Qadar (Lailatul Qadar)”. 
 
Mengenai persoalan bahwasanya Al-quran untuk pertama kali diturunkan dari Lauhul Mahfud sampai ke Batil Izzah (Langit Dunia) yaitu pada Malam Qadar di bulan suci Ramadhan. Para ulama mayoritas telah bermufakat semuanya. 
Di mana malaikat Jibril as kemudian mengantarkannya kepada nabi Muhammad SAW secara step by step selama kurun waktu sekitar 23 tahunan.
 
Akan tetapi ketika diperinci lebih lanjut pada tanggal berapa persis sebenarnya saat Nuzulul Quran itu terjadi? 
 
 
Maka di sini mulai terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama. Ada yang berpendapat di hari-hari ganjil di akhir bulan suci Ramadhan sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits. Ada pula yang mengatakan pada 27 Ramadhan. Dan ada lagi yang berpendapat bahwa khusus Lailatul Qadar saat Nuzulul Quran itu terjadi yakni pada tanggal 17 Ramadhan. 
Karena keterkaitannya Surat Al-Qadr ayat 1 dengan isyarat yang disampaikan oleh Allah SWT pada Surat Al-Anfal 41 yang berbunyi:
 
Artinya, “…Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan (Al-quran) kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan”.
 
Yang dimaksud dengan hari Furqan atau hari bertemunya dua pasukan adalah hari pertempuran perang Badar. Peristiwa perang tersebut terjadi pada tanggal 17 Ramadhan 02 H. Atau jatuh pada hari Selasa, 13 Maret 624 M. 
 
 
Dan pendapat bahwasanya Nuzulul Quran itu terjadi pada tanggal 17 Ramadhan inilah pendapat terbanyak yang dipakai di Indonesia. Sehingga tiap-tiap tanggal 17 Ramadhan umat islam di Indonesia banyak yang memperingatinya.
 
Peristiwa turunnya Al-quran atau sering disebut sebagai Nuzulul Quran merupakan hal yang sampai saat ini selalu diperingati oleh sebagian umat Islam di dunia. Di seluruh negara Arab dilakukan tradisi syiar atau menyemarakkan bulan Ramadhan dengan berbagai kegiatan. 
 
Sementara itu, dalam memperingati turunnya Al-quran di Indonesia dilaksanakan peringatan “Nuzulul Quran pada malam ke-17 Ramadhan. Berbeda dengan umat Islam di Arab, di Indonesia, banyak umat Islam yang menyangka peristiwa Nuzulul Quran itu berbeda dengan Lailatul Qadar. Padahal jika dilihat dalam sejarah, kedua hal ini sebenarnya tidak bisa dipisahkan. 
 
 
Lantas, mengapa umat Islam Indonesia memperingati turunnya Al-quran pada malam 17 Ramadhan?
 
Awal diperingatinya Nuzulul Quran di Indonesia, yaitu ketika Presiden Soekarno mendapat saran dari Buya Hamka untuk memperingati Nuzulul Quran setiap tanggal 17, karena bertepatan dengan tanggal Kemerdekaan Indonesia dan sebagai rasa syukur kemerdekaan Indonesia. 
 
Rasulullah SAW juga pernah mengabarkan tentang kapan akan datangnya malam Lailatul Qadar. Beliau bersabda: 
 
“Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” (HR. Bukhari dan Muslim).
 
 
Berdasarkan hadis di atas, diketahui bahwa Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan yaitu pada malam-malam ganjilnya 21, 23, 25, 27 atau 29 Ramadhan.
 
Al-quran juga diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. pertama kalinya pada malam Lailatul Qadar, yang oleh sumber sejarah dijelaskan bahwa Nabi menerima wahyu pada malam 21 Ramadhan. Jadi peristiwa Nuzulul Quran pertama sekali terjadi pada tanggal 21 Ramadhan.
 
Peristiwa turunnya Al-quran sebagaimana yang biasa diperingati oleh umat Islam Indonesia pada dasarnya tidak dicontohkan oleh Rasulullah, para sahabatnya dan para tabiin. Jika pun perayaan Nuzulul Quran tetap diperingati dengan niat dan alasan yang baik, hendaknya bukanlah sekadar seremonial belaka, tetapi melalui peringatan tersebut esensi Al-quran sebagai “peringatan bagi umat manusia‟ dapat membawa bekas dalam diri umat Islam yang memperingatinya.
 
 
Sebagaimana Al-quran menjelaskan: “Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir) dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman” (Al-A‟raaf: 2). Wallahu A‘lam.
 
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
 
Demikianlah teks pidato untuk acara peringatan Nuzulul Quran tentang sejarah diturunkannya Al-Quran dari Lauhul Mahfud.***

Editor: Aziz Abdillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x