Kedatangan pasukan sekutu bermula dari Jakarta pada tanggal 15 September 1945 hingga mulai menginjakkan kaki ke Surabaya.
Perlawanan rakyat Surabaya juga ditunjukkan pada tanggal 19 September 1945, para pemuda dan pejuang di Surabaya menurunkan dan merobek warna biru dalam triwarna bendera Belanda yang dikibarkan di Hotel Yamato, hingga menyisakan bendera warna merah dan putih.
Gesekan yang terjadi antara pihak sekutu dan para pejuang di Surabaya akhirnya menyebabkan sebuah perang untuk pertama kalinya pada tanggal 27-30 Oktober 1945. Dalam peristiwa tersebut, pemimpin pasukan sekutu di Jawa Timur, yakni Brigadir Jenderal Aubertin Mallaby harus tewas dalam suatu insiden pada tanggal 30 Oktober 1945.
Kedudukan Mallaby kemudian diambil alih oleh Mayor Jenderal Robert Mansergh dari Komandan Divisi 5 Inggris.
Mayor Jenderal Robert Mansergh pada tanggal 9 November 1945 mengeluarkan sebuah ultimatum kepada rakyat Surabaya yang berisi sebagai berikut:
- Seluruh pemimpin Indonesia di Surabaya harus melaporkan diri
- Seluruh senjata yang dimiliki pihak Indonesia di Surabaya harus diserahkan kepada Inggris
- Para pemimpin Indonesia di Surabaya harus bersedia menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat
Meski demikian, ultimatum Mayor Jenderal Robet Manserg tidak diindahkan para pejuang dan segenap rakyat hingga menimbulkan gejolak yang lebih besar.
Puncak perlawanan terjadi tanggal 10 November 1945 di Surabaya yang diikuti oleh para pejuang dan rakyat Surabaya yang ingin pihak sekutu menyerah. Perlawan ini menimbulkan kekacauan namun berhasil memikul mundur para sekutu dari Surabaya.
Tema Hari Pahlawan 2021