Ketujuh pemuda itupun diringkus oleh pengawal kerajaan dan menghadap raja untuk menyuruh mereka menyembah berhala dengan iming-iming harta.
Namun dengan keteguhan hatinya, para pemuda beriman itu bersaksi hanya ingin menyembah kepada Allah SWT.
Takut sang raja semakin murka, sekelompok pemuda itu pun lari ke sebuah gua yang konon terletak di Gunung Tikhayus.
Di tengah perjalanan menuju gua untuk mengungsi, para pemuda berpapasan dengan seorang gembala beriman dan membawa anjingnya.
Lantas, ia bergabung dengan para pemuda untuk selamat dari buruan Raja Dikyanus dan pengawalnya. Pada akhirnya, mereka sampai ke dalam gua dan fokus untuk beribadah kepada Allah SWT.
اِذْ اَوَى الْفِتْيَةُ اِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوْا رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا
iż awal-fityatu ilal-kahfi fa qālụ rabbanā ātinā mil ladungka raḥmataw wa hayyi` lanā min amrinā rasyadā
Artinya: "(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, 'Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami'." (QS. A Kahfi ayat 10).