Baca Juga: Viral Pria Berpakaian Serba Hitam Punguti Sampah di Minimarket, Ternyata Hamish Daud
Rencana UU ITE tersebut hanya untuk menciptakan gelombang baru untuk menutupi gelombang sebelumnya.
"Jadi kalau beliau tiba-tiba punya ide untuk membatalkan UU ITE, ya itu juga gelombang baru yang ingin diciptakan untuk menutupi gelombang sebelumnya. Itu harapan palsu," sambungnya.
Apalagi selama ini Rocku menganggap bahwa UU ITE hanya digunakan Istana untuk mengendalikan oposisi.
"Ini lebih mendasar yaitu cara Presiden Jokowi, cara Istana secara keseluruhan menghormati oposisi, dengan begitu harus mengaktifkan oposisi. Jadi kalau dikatakan, silakan kita revisi UU ITE, tapi oposisi sudah diserap ke Istana, lalu siapa yang mau bicara, kan enggak ada," ujar Rocky Gerung.
Baca Juga: Menolak Vaksinasi? Siap-siap Tak Dapat Bansos hingga Susah Bikin KTP
Rocky juga menyarankan dari pada Jokowi memberikan harapan palsu terkait rencananya merevisi UU ITE bersama DPR, ia sebaiknya memperbaiki caranya dalam berdemokrasi.
"Dalam soal politik, Presiden Jokowi justru harus memperbaiki cara dia melangkah dalam trek demokrasi, bukan dengan cara mensponsori dinasti, membiarkan korupsi di lingkaran dalamnya. Itu yang harusnya diperbaiki, bukan sekadar UU ITE, lalu semuanya selesai, enggak," kata Rocky Gerung.***