Penjelasan Hadits Berpuasa Tapi Hanya Mendapat Lapar dan Haus Saja, Cocok untuk Kultum atau Khutbah Ramadhan

15 April 2022, 14:37 WIB
Ilustrasi Ramadhan, penjelasan hadits berpuasa tapi hanya mendapat lapar dan haus saja, cocok untuk kultum atau khutbah di bulan Ramadhan. /PIXABAY/@ciplanay/1426 images

BERITA DIY - Berikut Penjelasan hadits berpuasa tapi hanya mendapat lapar dan haus saja, cocok untuk kultum atau khutbah di bulan Ramadhan.

Tidak terasa bahwa bulan Ramadhan sudah memasuki minggu ke dua, tentunya telah banyak hal yang dilakukan di bulan Ramadhan.

Puasa adalah ibadah wajib yang di lakukan di bulan Ramadhan yang langsung diperintahkan oleh Allah SWT di surah (Al-Baqarah:183).

Baca Juga: 3 Contoh Sedekah Jariyah untuk Orang Meninggal dan Makna serta Keutamaan Amal Jariyah dari Hadits

setiap orang yang menjalani puasa Ramadhan akan mendapat pahala yang besar, karena telah berhasil mengendalikan hawa nafsu.

Karena ujung dari diwajibkannya puasa adalah melahirkan insan bertaqwa, maka sudah selayaknya harus menjadi sebuah momentum untuk meninggalkan maksiat.

Namun, hal-hal yang membatalkan pahala puasa juga perlu mendapat perhatian agar puasa yang dijalani tidak semata menggugurkan kewajiban.

Baca Juga: Simak Hadits Menjaga Lisan dalam Islam, Lengkap dengan Artinya: Bisa untuk Khutbah atau Kultum

Sehingga, jangan sampai puasa hanya mendapatkan rasa lapar dan haus saja, tanpa mendapatkan pahala dan keutamaannya.

Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah:

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْع وَالْعَطْش

Artinya: Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga. (HR An-Nasa’i).

Hadits di atas secara jelas memberikan suatu pengertian bahwa betapa banyak orang melakukan puasa dan sukses mencegah dirinya dari hal-hal yang membatalkan puasa, hanya saja tidak mandapatkan pahala.

Baca Juga: Daftar Amalan Saat Malam Hari di Ramadhan yang Bisa Kamu Lakukan Beserta Hadits

Lalu apa penyebab yang bisa menghilangkan pahal puasa?, berikut penjelasannya dikutip dari jatim.nu.or.id:

Mari simak penjelasan Habib Zain bin Smith. Bahwa dalam kitab Al-Fawaidul Mukhtarah li Saliki Tariqil Akhirah memberikan tiga penafsiran terkait hadits di atas.

1. Tetap Melakukan Tindakan Buruk

Orang berpuasa tapi tidak meninggalkan pekerjaan-pekerjaan yang bisa menghilangkan pahala puasa, seperti, menggunjing orang lain, mengadu domba, dan berbohong.

Alasan ini sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits:

Baca Juga: 3 Keutamaan Shalat Tarawih di Malam Ramadhan Serta Hikmah dengan Hadits Sahih Lengkap Arab, Latin dan Artinya

خمسٌ يُفطِرن الصّائِم: الغِيبةُ، والنّمِيمةُ، والكذِبُ، والنّظرُ بِالشّهوةِ، واليمِينُ الكاذِبةُ

Artinya: Lima hal yang bisa membatalkan pahala orang berpuasa: Membicarakan orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu. (HR Ad-Dailami).

2. Ingin Dipuji

Dalam hati orang yang berpuasa ada sifat riya’ (ingin dipuji oleh orang lain) atau merasa bahwa dirinya lebih baik dari yang lain. Karena ini juga dapat menghilangkan pahala puasa.

Untuk poin ini, Habib Zain bin Smith menyampaikan suatu hikayat.

Pada suatu hari ada seseorang yang menghadiri majelis Syekh Abdul Qadir al-Jilani, kemudian dihidangkan di hadapannya suatu makanan.

Baca Juga: Hukum Muntah Saat Puasa Ramadhan Berdasarkan Hadits Nabi Muhammad, Benarkah Batalkan Puasa?

Syekh Abdul Qadir berkata: “Makanlah!” “Saya puasa,” jawab orang tersebut. “Makanlah! Saya akan menjamin pahalamu satu hari penuh dan diterima di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala,” lanjut Syekh Abdul Qadir.

Ternyata orang tersebut tidak mau.

“Makanlah! Saya akan menjamin pahalamu satu bulan penuh dan diterima di hadapan Allah subhanahu wata’ala,” tegas Syekh Abdul Qadir.

Namun, lagi-lagi orang tersebut tidak mau.

Syekh Abdul Qadir kembali mengatakan: “Makanlah! Saya akan menjamin pahalamu satu tahun penuh dan diterima di hadapan Allah subhanahu wata’ala.”

Baca Juga: 5 Amalan Malam Jumat Ramadhan, Kumpulan Hadits Sebut Keutamaan dan Pahala yang Didapatkan

Namun, sikap seperti pertama saat ia datang tidak kunjung berubah, dan tidak mau makan apa yang dihidangkan di hadapannya.

Dengan itulah, akhirnya Syekh Abdul Qadir mengatakan: “Tinggalkanlah, engkau telah hina di hadapan Allah subhanahu wata’ala.”

Dan setelah kejadian itu orang tersebut menjadi Nasrani bahkan mati dalam keadaan kafir, naudzubillah.

Kisah ini berlaku dalam konteks puasa sunah, tidak dalam puasa fardhu. Sebab, dalam puasa fardhu seseorang tidak boleh berbuka sepanjang tidak ada alasan yang bisa dibenarkan.

Baca Juga: Arti Hadits Fariha Bidukhuli Romadhon, Apakah Hadis Palsu? Ini Penjelasannya

Membatalkan puasa wajib hanya karena menjadi tamu tidak diperkenankan, kecuali dalam kasus puasa sunah.

3. Berbuka dengan yang Haram

Termasuk sesuatu yang bisa menghilangkan pahala puasa ialah berbuka puasa dengan sesuatu yang haram.

Di samping bisa menghilangkan pahala puasa, lebih dari itu berbuka dengan sesuatu yang haram juga bisa membuat seseorang merasa berat untuk melakukan suatu ibadah, sehingga akan sangat mudah meninggalkannya.

Dengan kata lain, berbuka puasa dengan makanan haram bisa membuat diri seseorang yang puasa malas beribadah. (Habib Zain bin Smith, Al-Fawaidul Mukhtarah li Saliki Tariqil Akhirah, halaman: 587).

Baca Juga: Kumpulan Hadits 'Keutamaan Puasa' Buat Persiapan Kultum Ramadhan 1443 Hijriah atau 2 April 2022

Itulah Penjelasan hadits berpuasa tapi hanya mendapat lapar dan haus saja, cocok untuk kultum atau khutbah di bulan Ramadhan.***

Editor: Iman Fakhrudin

Tags

Terkini

Terpopuler