5 Tradisi Lebaran Berbagai Daerah di Indonesia yang Mungkin Tak Bisa Ditemui Semasa Pandemi

12 Mei 2021, 06:37 WIB
Ilustrasi tradisi lebaran. /ANTARA FOTO/Novrian Arbi/wsj.

 

BERITA DIY - Sebentar lagi lebaran Idul Fitri 1442 H akan tiba. Masyarakat muslim sedunia pasti sudah menunggu-nunggu momen hari raya setelah sebulan berpuasa Ramadan.

Rata-rata, masyarakat muslim Tanah Air akan merayakan lebaran dengan berkumpul bersama keluarga untuk menyantap berbagai hidangan seperti ketupat atau opor.

Tak hanya jadi momen berkumpul keluarga, lebaran Idul Fitri juga biasanya akan jadi momentum masyarakat adat di beberapa daerah untuk menggelar upacara tradisi guna merayakan kemenangan hari raya.

Baca Juga: Hasil Sidang Isbat, Ketua MUI: Lebaran Idul Fitri Jatuh Pada Kamis, 13 Mei 2021

Namun, di masa pandemi covid-19 semua pemandangan itu rasanya sulit untuk dilihat. Pasalnya, pemerintah telah menetapkan agar masyarakat tidak membuat kerumunan untuk menghindari penularan covid-19.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut 5 tradisi lebaran di berbagai daerah yang mungkin saja sulit ditemui semasa pandemi.

1. Grebeg Syawal (Yogyakarta)

Tradisi unik ini berupa tradisi pawai adat yang digelar oleh Keraton. Dalam Grebeg Syawal, pawai adat akan mengarak gunungan besar yang dibuat dari berbagai macam hasil bumi.

Baca Juga: Rekomendasi Film Indonesia Terbaik Terbaru untuk Temani Lebaran Idul Fitri 2021 di Rumah

Gunungan tersebut diarak sebagai simbolisasi sedekah Sultan Yogyakarta kepada rakyatnya di hari lebaran.

2. Ngejot (Bali)

Jangan kira di Bali tak ada tradisi lebaran Idul Fitri. Kendati mayoritas masyarakatnya penganut Hindu, tetapi Bali juga punya tradisi khusus yang dilakukan saat lebaran tiba.

Masyarakat muslim Bali akan berbaris guna membagikan hidangan kepada para tetangga. Uniknya, hidangan yang disajikan dibagikan tanpa pandang agama apapun.

Baca Juga: Resep Semur Daging dan Cara Membuat agar Empuk Tidak Alot, Cocok untuk Hidangan Lebaran Idul Fitri 1442 H

Selain sebagai tradisi menyambut hari raya, Pawai Ngejot juga jadi simbol keberagaman yang asik untuk dilihat di Pulau Dewata.

3. Makmeugang (Aceh)

Makmeugang atau Meugang merupakan tradisi belanja daging di pasar secara berbondong-bondong atau massal. Aceh yang merupakan negeri Serambi Mekah jelas mempertahankan tradisi ini.

Meugang merupakan bentuk dari rasa syukur rakyat Aceh atas datangnya hari raya Idul Fitri.

Baca Juga: 10 Tips Mengolah Daging Sapi agar Lembut dan Tidak Alot, Cocok untuk Menu Lezat Idul Fitri 1442 H

4. Festival Meriam Karbit (Pontianak)

Daerah melayu di Pulau Kalimantan ini juga punya tradisi unik guna menyambut hari raya Idul Fitri. Tradisi tersebut ialah Festival Meriam Karbit yang dilakukan di malam takbiran.

Sebelum masjid-masjid mengumandangkan takbir, beberapa meriam karbit berukuran besar akan dinyalakan di tepian sungai kapuas. Alhasil, suara ledakan yang saling menyusul akan terdengar di penjuru kota untuk menyambut 1 Syawal.

5. Tumbilotohe (Gorontalo)

Jika daerah lainnya memulai tradisinya saat malam atau tepat di hari lebaran, Gorontalo memulai tradisinya sejak 3 hari sebelum 1 Syawal.

Baca Juga: Resep Rendang Jamur ala Chef Devina Hermawan, Cara Masak Menu Lezat Idul Fitri

Tradisi tersebut bernama Tumbilotohe. Tradisi ini berupa kebiasaan masyarakat Gorontalo memasang lampu minyak di depan rumahnya selama 3 hari hingga lebaran tiba.

Lampu minyak yang dipasang haruslah berjumlah sesuai dengan jumlah anggota keluarga. Susunan lampu minyak itu akan menghasilkan pemandangan yang indah terutama pada malam hari.

Demikian 5 tradisi lebaran yang bisa jadi tak akan bisa ditemui semasa pandemi covid-19.***

Editor: Iman Fakhrudin

Tags

Terkini

Terpopuler