BERITA DIY - Politisi Senior Partai Demokrat, Andi Mallarangeng, buka-bukaan mengatakan bahwa ada iming-iming imbalan uang di balik pelaksanaan KLB Demokrat di Deli Serdang Jumat lalu, 5 Maret 2021.
Ia mengatakan hal itu lantaran mendapat bocoran dari beberapa DPC di Kalimantan yang sempat diajak Jhoni Allen, salah satu eks kader PD yang mempelopori KLB, pergi ke Jakarta.
"Beberapa DPC (Partai Demokrat) di Kalimantan Selatan melapor. Mereka diajak ke Jakarta oleh Jhoni Allen lalu kemudian malamnya mau dikasih bantuan bencana banjir," kata Andi dikutip dari kanal YouTube Karni Ilyas Club.
Andi bahkan berani mengatakan bahwa pada malam sebelum KLB, beberapa kader diajak bertemu di sebuah hotel di Kuningan, Jakarta.
Di dalam hotel itu, para kader diajak bergabung ke KLB yang kelak akan menjadikan Moeldoko sebagai ketum. Namun, para kader tersebut justru membocorkannya pada kubu AHY.
"Di kamar itu lalu bicara tentang KLB, besoknya (para pengurus partai melapor kepada Ketum AHY. (Moeldoko) siap maju di 2024 sebagai calon presiden dan memerlukan Demokrat sebagai kendaraan politik," katanya.
Baca Juga: Kagum dengan Bunga Matahari, Ari Wibowo Berharap Manusia Mau Menirunya
Menurut pengakuan Andi, pertemuan itu dilakukan beberapa kali. Bahkan, di beberapa pertemuan, kubu pro KLB mengiming-imingi mereka uang bernilai puluhan hingga ratusan juta rupiah.
"Dijanjikan uang Rp100 juta. Terus dikasih Rp30 juta, Rp5 juta dipotong karena untuk biaya akomodasi tiket, jadi dikasih Rp25 juta. Dan (pengurus yang bertemu) melapor semua," tuturnya.
Sebelumnya, DPP Partai Demokrat yang dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sempat dihebohkan dengan isu kudeta partainya.
Hingga sampalah hari Jumat, 5 Maret 2021 di mana kudeta tersebut nyata terjadi di sebuah hotel di Deli Serdang. Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko ditunjuk menjadi ketum PD melalui KLB tersebut.
Sementara itu, kubu AHY tetap berkomitmen menolak hasil KLB tersebut dan mengancam akan membawanya ke ranah hukum***