Dampak Buruk Melabeli Anak dengan Sebutan Nakal Menurut Psikolog, Hindari Sekarang Juga!

- 21 Mei 2021, 07:00 WIB
Anak kecil bahagia.
Anak kecil bahagia. /Pixabay/bessi

BERITA DIY - Memberi anak sebutan atau label nakal ternyata hanya membawa dampak buruk dan negatif terhadap anak itu sendiri menurut seorang psikolog dari Universitas Indonesia.

Label ‘negatif’ seperti sebutan anak nakal berisiko membuat kondisi seorang anak tidak nyaman dan bisa berakibat jangka panjang jika dilakukan berulang.

Masih ada orang tua yang kerap menganggap anaknya nakal lantaran si anak sulit mendengarkan perkataan maupun tidak bisa mematuhi perintah orang tua.

Padahal jika ditelisik lebih jauh bisa jadi kemunculan label nakal ini bukan dari perilaku sang anak melainkan dari pihak orang tua yang kurang memahami kebutuhan anak.

Baca Juga: Penelitian: Anak akan Memiliki Masa Depan Sukses Jika Ibunya Seperti Ini

Andini Sugeng, seorang psikolog dari Universitas Indonesia memberikan tipsnya untuk mendidik anak.

Sebelum memberikan anak label nakal, orang tua perlu lebih dulu mengetahui bagaimana perilaku yang ditampilkan oleh sang anak.

“Perilaku nakal biasanya terlihat ketika anak menampilkan perilaku yang dianggap melanggar aturan yang ada di rumah atau suatu lingkungan sosial,” ujar Andini dikutip Berita DIY dari Antara, Kamis, 20 Mei 2021.

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Hadapi Masa Remaja, Berikut 10 Tips Sukses Pubertas: Laki-laki dan Perempuan

Sementara itu, perkembangan sikap anak memahami aturan harus disesuaikan dengan usianya. Usia menjadi gambaran bagaimana perkembangan dan kemampuan si anak dalam memahami dan bersikap kooperatif terhadap perturan.

Kata psikolog dari Klinik Terpadu UI itu, penting bagi orang tua untuk memberikan pemahaman kepada anak mengenai aturan-aturan yang diterapkan, di rumah atau bersosial misalnya.

Penggunaan bahasa yang mudah dimengeri oleh anak juga dibutuhkan agar tidak terjadi salah paham.

Baca Juga: Kunjungi Bocah Pecandu Game di RSJ, Wagub Jabar: Orang Tua Harus Jadi Teman

Selain itu, orang tua juga diharapkan untuk bisa memenuhi kebutuhan anak yang sifatnya tidak hanya fisik atau materi saja. Namun juga kebutuhan emosi sang anak.

Jangan sampai, karena kurangnya perhatian yang diberikan oleh orang tua, anak menjadi dianggap nakal karena tidak mau mematuhi perintah orang tua.

Ketika anak sedang berada dalam mode kurang kooperatif, tugas orang tua untuk membuat anak merasa nyaman dengan memvalidasi emosi si anak.

Orang tua wajib membantu dengan memberikan bimbingan cara mengatasi emosi yang sedang dirasakan anak, misalnya beri cara-cara positif sesuai dengan masalahnya.

Baca Juga: Anak Milenial Perlu Tahu! Pengertian serta Arti istilah dalam Roleplayer yang Merupakan Bahasa Gaul Saat Ini

“Hindari memberikan label ‘negatif’ karena berisiko membuat anak makin tidak nyaman. Selain itu bisa berakibat jangka panjang jika label itu berulang. Misalnya, anak menjadi merasa tidak mampu, tidak baik, atau tidak berharga,” tutur psikolog klinis anak dan remaja itu.

Pemberian label nakal yang disematkan pada anak hanya akan membuat sang anak tumbuh dengan perasaan tidak berharga dan tidak terpenuhinya kebutuhan emosi anak dari orang tua.***

Editor: Iman Fakhrudin

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x