Tren otomotif global, lanjut Mamit, kini bergerak ke arah kendaraan ramah lingkungan. Ini juga sesuai dengan target Indonesia mencapai net zero emission (NZE) atau netral karbon pada tahun 2060.
“Kita tahu tren global kedepan sudah menuju kepada EV baik itu mobil listrik maupun. Ini salah satu upaya kita mengurangi emisi gas rumah kaca sesuai dengan komitmen penurunan emisi karbon 29% pada 2030 dan bahkan kita punya target zero emission di 2060,” jelas Mamit.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim, saat ini sudah ada 101 unit stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di 73 lokasi yang tersebar di berbagai daerah.
Namun Indonesia sebagai produsen Nikel terbesar di dunia pasti akan mereguk untung dari bisnis kendaraan listrik.
“Potensi nikel yang kita miliki sebisa mungkin kita bisa jadi pemain utama di EV, jangan hanya jadi penonton, tetapi gimana jadi ekosistem yang memberikan multiple efek bagi perekonomian,” tandas Mamit. (***)