Melalui uji klinik yang telah dilalui, Vaksin CoronaVac SinoVac akan membentuk antibodi yang dapat melawan virus tersebut sebesar 99,74% setelah 14 hari penyuntikan, serta 99,23% setelah 3 bulan.
Vaksin CoronaVac SinoVac telah melalui uji klinik di 3 fase, yaitu Brazil 78%, Turki 91,25%, dan Bandung 65,3%.
"Jumlah subjek yang memiliki antibody untuk melawan virus tersebut yaitu 99,74% setelah 14 hari penyuntikan dan 99,23% setelah 3 bulan," terang Penny K. Lukito, selaku Kepala BPOM.
Baca Juga: Profil dan Potret Cantik Dayana Kazakhstan yang Ajak Fiki Naki Nikah Lewat OME TV
Selengkapnya, Penny K. Lukito juga menyampaikan, aspek mutu seperti bahan baku hingga proses pembuatan dari CoronaVac SinoVac juga telah tervalidasi.
Vaksin CoronaVac merupakan Vaksin yang dikembangkan SinoVac. Vaksin ini mengandung virus SARS-CoV-2 inaktif atau dimatikan.
Senin, 11 Januari 2021 lalu, Penny K. Lukito, selaku Kepala BPOM mengumumkan Vaksin CoronaVac Sinovac telah resmi mengantongi izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM.
Baca Juga: 2 Gorila di San Diego Positif Covid-19 Setelah Tertular dari Manusia, Berikut Faktanya
Ini berarti, vaksin CoronaVac Sinovac siap disuntikkan kepada masyarakat di pekan ini untuk menangani Covid-19.
BPOM juga menyampaikan, penerbitan EUA ini juga sebagai langkah untuk memantapkan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia yang akan dimulai pada 13 Januari 2021.***