Koalisi Indonesia Bersatu Cari Tambahan Partai Baru, Begini Pandangan Pengamat Politik

1 Agustus 2022, 18:30 WIB
Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB mencari tambahan anggota partai baru, begini pandangan pengamat politik. /Twitter @airlangga_hrt

BERITA DIY - Menjelang pemilihan presiden 2024 mendatang, sejumlah partai polisi terus melakukan penjajakan dan saling berkonsolidasi untuk memenangkan hati rakyat.

Hal serupa dilakukan oleh Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB yang dikabarkan berencana untuk mencari anggota baru.

Hal tersebut juga ditanggapi oleh pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio. Menurutnya, setidaknya ada tiga alasan mengapa KIB mencari anggota baru.

 

“Nah kalau ada satu lagi, jadi penengah atau mungkin bisa jadi jalan keluar. Atau jangan-jangan KIB memang belum kuat, panik sehingga cari satu parpol lagi.” kata Hendri Satrio.

KIB terdiri dari Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN). Jika digabungkan ketiganya, sudah mencukupi ambang batas presidential threshold atau ambang batas capres 20% kursi DPR RI atau 25% suara nasional.

Baca Juga: Ketua DPR RI Puan Maharani Dipuji karena Pilih Tampilkan Hasil Kerja daripada Konten Receh di Sosmed

“Kalau kemudian sudah 20% masih cari lagi dan menganggap belum kuat, berarti memang tidak kuat sebetulnya. Ada kepanikan dalam KIB bahwa salah satu anggotanya akan pergi meninggalkan KIB,” ucap Hensat.

Ada tiga kemungkinan kenapa KIB ngebet mencari anggota baru. Pertama, memang untuk membuat koalisi lebih kuat. Kedua, parpol baru ini menjadi cadangan bila salah satu anggota asli koalisi keluar.

“Dan ketiga yang menurut saya alasan terkuat adalah lem-nya justru ada, kerekatannya ada di partai ke-4, jadi menambah warna di KIB,” sebut Hensat.

Dia mencontohnya, ketiga anggota koalisi memiliki latar belakang sejarah dan konstituen berbeda. Jika elitnya bisa bersatu, belum tentu konstituennya juga begitu.

Baca Juga: Ketua DPR RI Minta Pemerintah Siapkan Strategi yang Matang jika PPKM akan Dicabut

“Maka mereka butuh partai penengah agar konstituen mereka mau bahu membahu membesarkan KIB, entah itu Demokrat, PKS, mereka itu perekat dan membuat nyaman,” tandas Hensat.

Misalnya, Jika KIB memajukan Airlangga-Zulhas, lalu bagaimana dengan konstituen PPP.

Namun menurut direktur eksekutif KedaiKOPI ini, yang terpenting adalah KIB menentukan siapa calon presiden mereka.

Karena bagaimanapun tujuan berkoalisi adalah untuk menentukan calon presiden dan wakil, maka KIB ditunggu betul memilih sosok yang kuat.

Sebelumnya, Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan mengatakan, KIB berharap bisa menambah satu parpol lagi untuk bergabung. "Mudah-mudahan bertambah satu partai lagi biar kokoh," kata Zulhas. Adapun partai yang tengah dijajaki adalah Partai Demokrat dan juga Partai Kebangkitan Bangsa (PKS).

Sementara itu, Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Fathul Bari mengungkapkan pihaknya membuka peluang dan kesempatan seluas-luasnya untuk berkoalisi dengan partai politik lain.

Baca Juga: Ketua DPR RI Puan Maharani Apresiasi Capaian Indonesia yang Masuk 3 Besar SEA Games 2021

"Yang jelas semua partai politik, kita membuka kesempatan untuk berkomunikasi, penjajakan, walaupun memang proses pemilu masih cukup waktu," ujarnya.

Menurutnya, beberapa saat lalu memang PKS masih fokus dalam proses persiapan pendaftaran dan verifikasi partai politik di Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk Pemilu 2024.

"PKS kemarin masih fokus dalam persiapan proses verifikasi partai politik dan Alhamdulillah tadi pagi sudah melakukannya, mengajukan ke KPU dan mudah-mudahan semua berjalan lancar," tambahnya.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKS itu juga mengungkap, selepas proses tersebut, PKS akan melakukan komunikasi dengan partai lain untuk menjajaki peluang koalisi.

"Setelah itu secara paralel kita menjalin komunikasi dengan semua partai politik untuk melakukan penjajakan dalam koalisi," terusnya.

Baca Juga: Ketua DPR RI Puan Maharani Apresiasi Capaian Indonesia yang Masuk 3 Besar SEA Games 2021

Ahmad juga menegaskan PKS berfokus pada upaya perbaikan bangsa dan berpegang pada prinsip nasionalis-religius. Hal itu juga menjadi landasan kriteria yang dianut PKS dalam menentukan arah koalisi.

Dengan demikian, PKS masih akan menjajaki parpol ataupun koalisi yang sudah ada untuk bisa mencapai sinergi yang diharapkan.(*)

Editor: Iman Fakhrudin

Tags

Terkini

Terpopuler