Sejarah Peringatan Pangkalan Brandan Lautan Api, 13 Agustus 2021: Perlawanan Masyarakat Melayu dari Belanda

13 Agustus 2021, 09:35 WIB
Ilustrasi kebakaran, peristiwa pembumihangusan Pangkalan Brandan milik Kesultanan Langkat yang ingin dikuasai Belanda. /Pixabay/pixundfertig

BERITA DIY - Peristiwa sejarah hari ini Jumat, 13 Agustus 2021 dikenal dengan Hari Peringatan Pangkalan Brandan Lautan Api. Peristiwa Pangkalan Brandan Lautan Api merupakan salah satu bentuk perlawanan masyarakat Melayu terhadap tentara Belanda.

Pangkalan Brandan Lautan Api adalah tragedi pembumihangusan Pangkalan Brandan yang merupakan pangkalan minyak bumi vital milik kesultanan Langkat. Kasultanan Langkat adalah Kesultanan Melayu paling kaya di Sumatera Timur pada masa Sultan Abdul Aziz.

Sejarah Hari Peringatan Pangkalan Brandan Lautan Api ditengarai oleh perlawanan masyarakat Melayu terhadap tentara Belanda yang berambisi untuk menguasai Pangkalan Brandan. Perjuangan masyarakat Melayu berhasil membuat Belanda gagal.

Baca Juga: Sejarah Hari Veteran Nasional Diperingati 10 Agustus 2021, Mengenang Gencatan Senjata Mempertahankan RI

Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang penting bagi Kesultanan Langkat. Pertambangan minyak bumi ini menjadi sumber kesejahteraan bagi masyarakat dan membuat Belanda ingin menguasai Pangkalan Brandan sebagai aset vital Kesultanan Langkat.

Pada tanggal 22 Juli 1947, Belanda mendaratkan pasukan militer dengan persenjataan lengkap di daerah Stabat. Tidak berlangsung lama, dengan kekuatan yang besar daerah Statbat berhasil diduduki oleh Belanda.

Wilayah Stabat menjadi markas Belanda dan tempat Belanda membangun benteng pertahanan. Sebelum menargetkan Pangkalan Brandan, Belanda meluaskan wilayahnya  ke daerah Langkat Hulu dan Langkat Hilir.

Penakhlukan wilayah ini ditujukan untuk membangun kekuatan sebelum melakukan serangan besar-besaran untuk menakhlukkan Pangkalan Brandan  yang merupakan pusat minyak di Langkat.

Baca Juga: Sejarah Hari Dharma Wanita Nasional 2021, Eksistensi Peran dan Kedudukan Perempuan dalam Pembangunan

Sudah membaca strategi Belanda, pada 24 Juli 1947 para golongan pemuda, laskar dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) membentuk komando Langkat Area di Tanjung Pura dengan dipimpin oleh Mayor Wiji Alfisah.

Melalui persatuan kekuatan rakyat tersebut, perlawanan dari rakyat Melayu dilakukan. Serangan pertama cukup membuat Belanda kewalahan dan hilang kendali hingga terlepasnya wilayah Stabat ke tangan pejuang rakyat.

Sebagai pembalasan, Belanda maju ke Pangkalan Brandan sejak 6 Agustus 2021 dengan kekuatan militer penuh untuk menakhlukkan ambisi terhadap tambang minyak bumi Langkat satu itu.

Berbagai elemen masyarakat Melayu bersatu di bawah pasukan Komandu untuk mempertahankan Pangkalan Brandan dari para penjajah. Pasukan Komando menjadi benteng terakhir untuk pertahanan.

Baca Juga: Sejarah Hari Bhakti TNI AU, 29 Juli 2021: Mengenang Tiga Perintis TNI AU yang Gugur Saat Jalankan Misi

Pasukan Komando juga telah mempersiapkan agar masyarakat mengosongkan daerah Pangkalan Brandan sampai radius 3 kilometer. Warga menggunakan kereta api dan truk angkutan yang disediakan oleh pasukan tentara untuk mengungsi.

Perbandingan kekuatan antara Belanda dan Pasukan Komando yang kalah besar, akhirnya menyerukan pembumihangusan Pangkalan Brandan pada 13 Agustus 1947 pukul 03.00 pagi. Pertambangan besar minyak bumi itu habis terbakar.

Meski harus kehilangan harta berharga masyarakat Melayu yaitu Pangkalan minyak bumi Brandan. Masyarakat Melayu berhasil memukul mundur Belanda yang gagal menduduki Pangkalan Brandan.***

Editor: Muhammad Suria

Tags

Terkini

Terpopuler