Sebelum dijebloskan di balik terali besi, Popkov beraksi dengan menggunakan mobil dinas kepolisiannya. Ia akan menawarkan tumpangan pada perempuan yang terlihat berjalan sendirian di malam hari di kota asalnya, Angarsk.
“Aku tidak bisa memberitahukan detail dari episode-episode kelam dulu tetapi semuanya sama, di kota yang sama, sore atau malam hari saat aku mabuk,” katanya. Tak menampik rasa takut akan tertangkap, Popkov melanjutkan kekejiannya.
Baca Juga: Para Artis Ini Dulunya Miskin dan Susah, Ada yang Pernah Diperkosa Hingga Jadi Sopir Truk
Sebuah video dari aparat penegak hukum menunjukkan Popkov di lokasi pembunuhan menjelaskan bagaimana dia membunuh salah satu dari dua korban yang dia akuinya baru-baru ini.
Popkov yang memaksa korban berhubungan intim mengatakan, “Kami bertengkar dan aku membunuhnya. Aku memukul kepalanya... dan dia jatuh tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan."
Baca Juga: Naik Rp 6.000, Harga Emas Antam Hari Ini Capai Rp 1,054 Juta per Gram
Letnan Kolonel Evgeny Karchevsky, penyidik utama kasus pembunuhan massal mengungkap keyakinannya terkait jumlah korban. "Aku lebih dari yakin Popkov melakukan lebih dari 100 aksi kejahatan, jika tidak mendekati 200." Tidak mungkin menurutnya Popkov mendadak berhenti beraksi.
Ada dugaan Popkov sengaja memanipulasi pengakuannya agar tetap bisa kembali ke TKP di Siberia. Di penjara Popkov saat ini menjahit seragam dan membuat masker di tengah pandemi. (Galamedia/Mia Fahrani)***