Setelahnya, ayah siswi itu mengadu kepada pihak sekolah dan polisi dengan menuduh bahwa Paty bersalah atas perbuatannya dan memicu tuduhan Islamofobia di sekolah tempat ia mengajar.
Sementara itu, video Brahim Chnina yang beredar secara online memicu kemarahan di media sosial. Salah satu bentuk kemarahan itu ialah ancaman pembunuhan terhadap Paty.
Seteah terjadi kehebohan di dunia maya akibat pernyataan ayah siswi tersebut, tepatnya sepuluh hari setelah kebohongan siswi itu, sang guru Samuel Paty tewas dibunuh dengan cara dipenggal kepalanya oleh pria asal Chechnya bernama Abdullakh Anzorov yang berusia 18 tahun. Pelaku pembunuhan sendiri juga tewas setelah ditembak polisi.
Baca Juga: Nino Tes DNA, Al Segera Bongkar Makam Roy? Bocoran Ikatan Cinta Hari Ini 10 Maret 2021
Dikutip dari Pikiran Rakyat Rabu, 10 Maret 202, Kematian Paty sempat mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh Prancis dan menyalakan kembali ketegangan di negara itu karena pemisahan yang ketat antara gereja dan negara bagian.
Tak sampai di situ, Presiden Prancis Emmanuel Macron yang membela sang guru karena alasan kebebasan berekspresi memicu protes massal dan pemboikotan terhadap barang-barang Prancis di banyak negara dengan penduduk mayoritas Muslim.***