Akibat Pandemi, Lulusan Teknik di Jerman Menganggur Meski Sudah Lamar 800 Kali

- 5 Februari 2021, 17:00 WIB
Ilustrasi Sarjana Teknik Mesin
Ilustrasi Sarjana Teknik Mesin /pixabay/wir_sind_klein

Tidak seperti warga negara Jerman dan Uni Eropa, yang berhak atas tunjangan pengangguran dan bantuan virus corona, banyak lulusan asing tidak memenuhi syarat.

Ratusan ribu siswa internasional tertarik ke Jerman dalam dekade terakhir, didorong oleh sistem pendidikan tinggi terkemuka namun hampir gratis dan prospek kerja pasca-kelulusan yang kuat.

Data dari Kantor Statistik Federal menunjukkan jumlah siswa internasional di Jerman meningkat sekitar 70% antara 2009 dan 2019. 

Baca Juga: Hore! Pemegang Kartu Indonesia Sehat (KIS) Bisa Dapat BLT Rp 300 Ribu per Bulan dari Kemensos

Anja Robert, penasihat karir di RWTH Aachen, mengatakan siswa internasional di Jerman merasa lebih sulit untuk mendapatkan pekerjaan daripada penduduk asli Jerman.

Permintaan untuk sesi konseling timnya dan dukungan psikologis telah meningkat sejak Maret, ketika Jerman melakukan penguncian pertama untuk memerangi pandemi, katanya.

"Di masa tidak aman seperti itu, orang cenderung ke arah keamanan, mengandalkan keterampilan bahasa, ciri budaya, dan pemahaman yang mapan."

Tingkat pengangguran Jerman naik sebanyak 6,4% setelah pemerintah memberlakukan lockdown pertama, dari 5% di bulan sebelumnya. Ini mencapai 6% pada Januari tahun ini.

Dampak pandemi pada pasar kerja Jerman telah dikurangi dengan skema "Kurzarbeit" pemerintah yang memungkinkan pemberi kerja untuk memotong jam kerja selama penurunan ekonomi. Tapi itu juga membuat perekrutan menjadi lebih sulit.

Perusahaan yang berada dalam skema tersebut dapat mempekerjakan staf dalam kasus luar biasa jika mereka memiliki alasan yang kuat, kata Ludwig Christian, juru bicara Kantor Perburuhan Federal.

Halaman:

Editor: Muhammad Suria

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x